REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel menunda pemberian suntikan vaksin Covid-19 kepada warga Palestina yang bekerja di Israel dan permukiman di Tepi Barat yang diduduki. Vaksinasi tersebut ditunda sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Dilansir Aljazirah, Ahad (7/3), COGAT, cabang militer Israel yang bertanggung jawab atas urusan sipil di wilayah Palestina, pekan lalu telah mengkonfirmasi bahwa upaya vaksinasi Covid-19 untuk pekerja Palestina telah disetujui oleh eselon politik. Namun, pada Jumat (5/3), COGAT mengumumkan penundaan yang dikaitkan dengan penundaan administratif.
Program inokulasi seharusnya dimulai pada Ahad (7/3) di penyeberangan Tepi Barat ke Israel dan di zona industri Israel. Pemberian suntikan vaksin Covid-19 ini dapat meredakan kritik terhadap Israel, karena tidak membagikan sejumlah besar persediaan vaksin dengan orang-orang Palestina yang tinggal di bawah kendali Israel di Tepi Barat dan mereka yang berada di Jalur Gaza. Bahkan ketika Israel berhasil mencatat rekor vaksinasi Covid-19 tercepat di dunia, para warga Palestina yang tinggal di wilayah pendudukan atau yang setiap hari bekerja di Israel justru dilupakan.
Sebelumnya, Otoritas Palestina yang mengatakan telah mencapai kesepakatan dengan Israel yang akan melakukan vaksinasi terhadap 100 ribu pekerja Palestina. Diketahui sekitar 100 ribu warga Palestina dari Tepi Barat bekerja di Israel. Otoritas Palestina telah memperoleh dosis vaksin yang hanya cukup untuk memenuhi sekitar enam ribu warganya. Dengan demikian, sekitar lima juta warga Palestina yang tinggal di Tepi Barat dan Jalur Gaza tidak mendapatkan vaksinasi.
Di sisi lain, Israel telah mengumumkan rencana untuk berbagi kelebihan vaksin dengan sekutu yang jauh di Afrika, Eropa dan Amerika Latin. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersama para pemimpin Denmark dan Austria mengatakan ketiga negara akan bergabung dalam perang melawan Covid-19 dengan investasi dalam penelitian dan peluncuran vaksin. Rizky Jaramaya