REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Buku antologi sajak Penyair di Simpang Jalan karya Dwi Bagus MB, Sabtu (6/3) malam resmi diluncurkan. Bertempat di kafe Coffee & Eatery By Mr. Koki, Icon Walk Karawaci, Tangerang, Banten, acara yang dipandu oleh Septiadi, pegiat Sanggar Alam Mengaji Depok, ini, berjalan hangat dan penuh keakraban.
Bahkan beberapa tamu yang hadir, termasuk Jacky Chaniago dan Bambang -- kakak-beradik pemilik kafe ini -- dengan sukarela secara bergantian ikut membacakan sajak-sajak yang terdapat dalam antologi ini.
Sang penggubah sajak, yang biasa disapa Mas Bagus, menuturkan, meskipun sajak atau puisi saat ini semakin tidak dikenal, terutama oleh generasi kekinian, tapi dia bertekad akan terus menulis sajak. “Tujuannya agar anak-cucu kita tetap dapat mengenal genre sastra yang satu ini,” kata Dwi Bagus MB seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Antologi sajak yang diterbitkan Penerbit Bayan Depok ini berisi 32 sajak yang digubah sepanjang tahun 2020 sampai Februari 2021. “Dalam 14 bulan, saya hanya mampu menggubah 32 sajak.Temanya beragam, dari yang filofosis sampai yang rada-rada politis,” kata Mas Bagus.
Dalam kesempatan peluncuran itu, dia juga membacakan beberapa sajaknya, antara lain: Masiku, Ode Hukum yang Mati, Masih Cerita yang Kemarin, Kwik, dan Dia yang Terlalu Seksi.