Senin 08 Mar 2021 07:27 WIB

Anggota Parlemen Jerman Mundur Usai Menang Tender Masker

Kesepakatan tender masker anggota parlemen menuai kritik di tahun politik Jerman

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Bendera Jerman. Seorang anggota parlemen Jerman Nikolas Loebel menyerahkan kursinya dan meninggalkan politik setelah perusahaannya mendapatkan keuntungan dari kesepakatan untuk mendapatkan masker, pada saat awal pandemi Covid-19 menyerang Jerman.
Foto: chaldean.org
Bendera Jerman. Seorang anggota parlemen Jerman Nikolas Loebel menyerahkan kursinya dan meninggalkan politik setelah perusahaannya mendapatkan keuntungan dari kesepakatan untuk mendapatkan masker, pada saat awal pandemi Covid-19 menyerang Jerman.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Seorang anggota parlemen Jerman Nikolas Loebel menyerahkan kursinya dan meninggalkan politik setelah perusahaannya mendapatkan keuntungan dari kesepakatan untuk mendapatkan masker, pada saat awal pandemi Covid-19 menyerang Jerman. Hal itu menuai kritik dan kecaman di tahun politik, menjelang pemilihan umum Jerman. 

Loebel adalah anggota Persatuan Demokrat Kristen (CDU) yang dipimpin oleh Kanselir Angela Merkel. Perusahaan yang dikelola oleh Loebel memperoleh komisi sebesar 250 ribu euro dari kontrak perantara untuk membeli masker. Loebel mengakui bahwa dia telah melakukan kesalahan dan menyerahkan kursinya sebagai anggota komite urusan luar negeri parlemen Jerman. 

Baca Juga

Negara bagian asal Loebel, Baden-Wuerttemberg akan memilih legislatif regional baru pada 14 Maret. Sementara, pemilihan umum nasional untuk memilih parlemen baru dan memilih pengganti Merkel akan digelar pada 26 September mendatang. 

Loebel mengatakan, dia akan segera meninggalkan kursi parlemen pada akhir Agustus. Dia meminta maaf atas kejadian tersebut, dan memilih untuk mundur dari pemilihan umum pada tahun ini. 

"Saya bertanggung jawab atas tindakan saya," ujar Loebel. 

 

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement