REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Dua anggota Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), partai yang dipimpin oleh penasihat negara Aung San Suu Kyi, diduga dibunuh oleh pasukan keamanan Myanmar.
Selama razia tengah malam di sejumlah kotapraja di Kota Yangon, polisi dan tentara menangkap Khin Maung Latt dan Shein Win, dua anggota NLD, bersama dengan puluhan orang lainnya. Latt menjabat sebagai kepala NLD di Kotapraja Pabedan, sementara Win memimpin cabang partai di Kotapraja Hlaing.
Pada Ahad pagi (7/3), pihak berwenang memberi tahu keluarga mereka bahwa keduanya telah meninggal dan jenazah mereka disimpan di rumah sakit militer di Yangon. Menurut keluarganya, Win tampaknya telah disiksa oleh pasukan keamanan selama penahanan semalam.
“Tubuhnya berlumuran darah. Pihak berwenang belum memberikan alasan apa pun atas kematiannya, tetapi dengan melihat luka di tubuhnya, jelas bahwa dia disiksa hingga meninggal," ungkap seorang anggota keluarganya, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, melalui telepon, Minggu.
Sithu Maung, salah satu dari dua anggota parlemen Muslim NLD yang terpilih dalam pemilu 2020, membenarkan bahwa jenazah Latt telah dikembalikan ke keluarganya dari rumah sakit militer. Pemakaman mereka akan digelar dengan ritual Muslim pada Ahad.
Sejak 1 Februari, sedikitnya 65 orang telah dibunuh oleh pasukan keamanan di Myanmar selama protes antikudeta. PBB dan kelompok hak asasi manusia menyatakan keprihatinan mendalam atas penggunaan kekerasan oleh junta militer terhadap pengunjuk rasa yang tidak bersenjata.