REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Ulima Nitra Tbk resmi mencatatkan sahamnya di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham UNIQ pada Senin (8/3). Perusahaan yang bergerak di bidang jasa pertambangan ini menjadi perusahaan pertama yang menjalankan sistem bookbuilding dan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) secara elektronik di Indonesia.
Perseroan melepas 300 juta lembar saham baru atau setara dengan 9,56 persen dari Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Perseroan setelah IPO. Saham baru tersebut ditawarkan pada harga Rp 118 per lembar saham sehingga dana IPO yang terkumpul adalah sebesar Rp 35,4 miliar.
Pada IPO ini, perseroan juga menerbitkan saham baru dalam rangka pelaksanaan konversi Perjanjian Utang dengan Opsi Konversi senilai Rp 40 miliar. Sehingga total peningkatan modal yang terkumpul adalah sebesar Rp 74,5 miliar.
"Tingginya antusiasme masyarakat terhadap IPO perseroan menunjukkan kepercayaan dan harapan masyarakat yang tinggi terhadap pasar modal pada umumnya dan secara khusus pada prospek usaha Perseroan," kata Direktur Utama UNIQ, Burhan Tjokro, Senin (8/3).
Direktur Bisnis UNIQ, Ulung Wijaya menambahkan, seluruh dana segar yang diperoleh akan digunakan seluruhnya untuk mendanai kebutuhan modal kerja, antara lain membiayai kebutuhan bahan bakar (oil and fuel), biaya perawatan (service ringan) & spare parts, dan lain-lain. Dana hasil IPO juga akan digunakan untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan.
"Kami meyakini prospek usaha jasa pertambangan dan penyewaan alat berat pertambangan di tahun-tahun mendatang akan membaik sebagai dampak dari pemulihan ekonomi dunia dan mulai stabilnya harga komoditas dunia," kata Ulung.
Saham UNIQ juga masuk dalam Daftar Efek Syariah yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Selain kegiatan usahanya yang tidak melanggar ketentuan-ketentuan dalam kriteria efek Syariah, perusahaan juga dapat mengelola risiko dengan baik yang tercemin dari rasio hutang yang rendah.
Per 30 November 2020 (unaudited), rasio utang terhadap modal (debt to equity ratio) Perseroan hanya tercatat sebesar 0,98x. Kondisi ini pula yang diperkirakan membuat animo masyarakat tinggi terhadap penawaran umum Perseroan.
"Tingginya animo masyarakat terhadap penawaran umum perseroan diperkirakan karena fundamental yang kuat, ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang positif, dan sektor usaha yang mendukung," kata Direktur Utama PT Surya Fajar Sekuritas selaku Penjamin Pelaksana Emisi Perseroan, Steffen Fang.