Seorang pelajar Taufiqul Rahman (19) mengendarai sepeda listrik buatannya di Jalan Sari Wates, Kiaracondong, Kota Bandung, Senin (8/3). Sepeda listrik buatan Taufiqul Rahman yang diberi nama Vector tersebut memiliki kapasitas 1.000 watt yang mampu bertahan hingga 4 jam dengan kecepatan 60 km per jam serta memiliki teknologi yang canggih seperti sistem menghidupkan mesin menggunakan finger print dan dilengkapi dengan gps yang terhubung dengan sistem android dan ios di ponsel pintar. (FOTO : REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)
Seorang pelajar Taufiqul Rahman (19) membawa sepeda listrik buatannya di Jalan Sari Wates, Kiaracondong, Kota Bandung, Senin (8/3). Sepeda listrik buatan Taufiqul Rahman yang diberi nama Vector tersebut memiliki kapasitas 1.000 watt yang mampu bertahan hingga 4 jam dengan kecepatan 60 km per jam serta memiliki teknologi yang canggih seperti sistem menghidupkan mesin menggunakan finger print dan dilengkapi dengan gps yang terhubung dengan sistem android dan ios di ponsel pintar. (FOTO : REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)
Seorang pelajar Taufiqul Rahman (19) merawat sepeda listrik buatannya di kediamannya Jalan Sari Wates, Kiaracondong, Kota Bandung, Senin (8/3). Sepeda listrik buatan Taufiqul Rahman yang diberi nama Vector tersebut memiliki kapasitas 1.000 watt yang mampu bertahan hingga 4 jam dengan kecepatan 60 km per jam serta memiliki teknologi yang canggih seperti sistem menghidupkan mesin menggunakan finger print dan dilengkapi dengan gps yang terhubung dengan sistem android dan ios di ponsel pintar. (FOTO : REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)
Seorang pelajar Taufiqul Rahman (19) merawat sepeda listrik buatannya di kediamannya Jalan Sari Wates, Kiaracondong, Kota Bandung, Senin (8/3). Sepeda listrik buatan Taufiqul Rahman yang diberi nama Vector tersebut memiliki kapasitas 1.000 watt yang mampu bertahan hingga 4 jam dengan kecepatan 60 km per jam serta memiliki teknologi yang canggih seperti sistem menghidupkan mesin menggunakan finger print dan dilengkapi dengan gps yang terhubung dengan sistem android dan ios di ponsel pintar. (FOTO : REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)
Seorang pelajar Taufiqul Rahman (19) merawat sepeda listrik buatannya di kediamannya Jalan Sari Wates, Kiaracondong, Kota Bandung, Senin (8/3). Sepeda listrik buatan Taufiqul Rahman yang diberi nama Vector tersebut memiliki kapasitas 1.000 watt yang mampu bertahan hingga 4 jam dengan kecepatan 60 km per jam serta memiliki teknologi yang canggih seperti sistem menghidupkan mesin menggunakan finger print dan dilengkapi dengan gps yang terhubung dengan sistem android dan ios di ponsel pintar. Foto: Republika/Abdan Syakura (FOTO : REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)
Seorang pelajar Taufiqul Rahman (19) merawat sepeda listrik buatannya di kediamannya Jalan Sari Wates, Kiaracondong, Kota Bandung, Senin (8/3). Sepeda listrik buatan Taufiqul Rahman yang diberi nama Vector tersebut memiliki kapasitas 1.000 watt yang mampu bertahan hingga 4 jam dengan kecepatan 60 km per jam serta memiliki teknologi yang canggih seperti sistem menghidupkan mesin menggunakan finger print dan dilengkapi dengan gps yang terhubung dengan sistem android dan ios di ponsel pintar. Foto: Republika/Abdan Syakura (FOTO : REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)
Seorang pelajar Taufiqul Rahman (19) merawat sepeda listrik buatannya di kediamannya Jalan Sari Wates, Kiaracondong, Kota Bandung, Senin (8/3). Sepeda listrik buatan Taufiqul Rahman yang diberi nama Vector tersebut memiliki kapasitas 1.000 watt yang mampu bertahan hingga 4 jam dengan kecepatan 60 km per jam serta memiliki teknologi yang canggih seperti sistem menghidupkan mesin menggunakan finger print dan dilengkapi dengan gps yang terhubung dengan sistem android dan ios di ponsel pintar. Foto: Republika/Abdan Syakura (FOTO : REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)
Seorang pelajar Taufiqul Rahman (19) mengendarai sepeda listrik buatannya di Jalan Sari Wates, Kiaracondong, Kota Bandung, Senin (8/3). Sepeda listrik buatan Taufiqul Rahman yang diberi nama Vector tersebut memiliki kapasitas 1.000 watt yang mampu bertahan hingga 4 jam dengan kecepatan 60 km per jam serta memiliki teknologi yang canggih seperti sistem menghidupkan mesin menggunakan finger print dan dilengkapi dengan gps yang terhubung dengan sistem android dan ios di ponsel pintar. Foto: Republika/Abdan Syakura (FOTO : REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)
Seorang pelajar Taufiqul Rahman (19) mengendarai sepeda listrik buatannya di Jalan Sari Wates, Kiaracondong, Kota Bandung, Senin (8/3). Sepeda listrik buatan Taufiqul Rahman yang diberi nama Vector tersebut memiliki kapasitas 1.000 watt yang mampu bertahan hingga 4 jam dengan kecepatan 60 km per jam serta memiliki teknologi yang canggih seperti sistem menghidupkan mesin menggunakan finger print dan dilengkapi dengan gps yang terhubung dengan sistem android dan ios di ponsel pintar. Foto: Republika/Abdan Syakura (FOTO : REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Seorang pelajar Taufiqul Rahman (19) mengendarai sepeda listrik buatannya di Jalan Sari Wates, Kiaracondong, Kota Bandung, Senin (8/3).
Sepeda listrik buatan Taufiqul Rahman yang diberi nama Vector tersebut memiliki kapasitas 1.000 watt yang mampu bertahan hingga 4 jam dengan kecepatan 60 km per jam serta memiliki teknologi yang canggih seperti sistem menghidupkan mesin menggunakan finger print dan dilengkapi dengan gps yang terhubung dengan sistem android dan ios di ponsel pintar.
Advertisement