Senin 08 Mar 2021 16:29 WIB

Dede Yusuf Tegaskan AHY Ketua Umum Demokrat yang Sah

Dede siap melawan segelintir eks kader yang menjadikan Moeldoko ketum abal-abal.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Wakil Ketua Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dede Yusuf.
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Wakil Ketua Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dede Yusuf.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politisi Partai Demokrat Dede Yusuf mengingatkan kepada seluruh kader partai bahwa Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) merupakan ketua umum (ketum) DPP Partai Demokrat yang sah. "Ketua Umum Partai Demokrat yang sah adalah hasil Kongres 2020, yakni yang terdaftar di Kemenkumham, yaitu AHY. Karena itu seluruh berkas yang sah diserahkan ke Kemenkumham," kata Dede dalam keterangannya, di Jakarta, Senin (8/3).

Dia pun mengaku geram dengan ulah segelintir mantan kader Demokrat yang melakukan adu domba, memperkeruh, dan memecah belah partai berlambang mercy itu. Dede menegaskan, pengurus partai tidak tinggal diam dan siap melawan segelintir mantan kader, yang mengelar kongres luar biasa (KLB) di Sumut, dan menjadikan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko sebagai ketum ilegal.

"Sesuai arahan Ketua Umum AHY kita lawan, dan hadapi," ucap wakil Ketua Komisi X DPR RI tersebut menegaskan.

Dede menyebutkan, tidak ada dualisme kepemimpinan Partai Demokrat. "Saya tegaskan hanya satu kepemimpinan Partai Demokrat yaitu Ketum AHY. Bilamana ada KLB, itu KLB abal-abal, jadi ketum juga abal-abal," ujar mantan wakil gubernur Jawa Barat (Jabar) tersebut.

Dede juga menegaskan, pemecatan tujuh kader Partai Demokrat yang dilakukan DPP sudah tepat sesuai dengan AD/ART. "Pemecatan dilakukan berdasarkan bukti-bukti yang kuat. Tindakan tersebut sebagai tindakan kedisiplinan terhadap kader. Pastinya Partai Demokrat punya mekanisme tersendiri di internal, hal itu dijadikan pertimbangan mengapa pemecatan dilakukan," tuturnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement