Senin 08 Mar 2021 18:24 WIB

Jhoni Allen: Moeldoko Terpilih Bukan karena Jabatannya 

‘Kami melihat jenderal yang sangat potensial dan tidak memiliki kecacatan.’

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Ratna Puspita
Moeldoko (tengah) di lokasi Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat.
Foto: Antara/Endi Ahmad
Moeldoko (tengah) di lokasi Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jhoni Allen Marbun membantah tudingan yang menyebut Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko terpilih sebagai ketua umum Partai Demokrat versi kongres luar biasa (KLB) Deli Serdang karena mewakili Istana. Ia mengatakan, Moeldoko terpilih karena kepribadiannya yang menjanjikan harapan bagi perbaikan dan kejayaan bagi partai berlambang bintang mercy itu.

"Lebih karena kepribadiannya yang sangat simpatik menghargai orang dan menghargai bawahannya. Itu yang membuat kami (kader) mau dirinya jadi ketua umum," ujar Jhoni lewat keterangan videonya, Senin (8/3).

Baca Juga

Ia mengatakan, inisiatif awal pendekatan Moeldoko datang dari kader-kader di internal Partai Demokrat. Jhoni menyebut, banyak kader yang tertarik dengan figur dan sosok seorang kepala KSP itu.

"Kamilah yang datang meminang. Kami melihat jenderal yang sangat potensial dan tidak memiliki kecacatan," ujar Jhoni.

Ia berharap tak ada lagi pihak yang mengait-ngaitkan keterpilihan Moeldoko dengan pihak Istana. Sebab, menurut dia, tak ada alasan yang kuat untuk menyeret keterkaitannya dengan keterpilihan mantan panglima TNI itu.

"Tidak ada kaitannya terhadap jabatan Moeldoko," ujar Jhoni.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan, Moeldoko telah melakukan hal-hal yang merusak demokrasi dan kedaulatan partai. Bahkan, ia menyebut Moeldoko sebagai musuh bersama partainya.

"Kita punya musuh bersama hari ini, aktor eksternal, yaitu KSP Moeldoko yang berkomplot dengan segelintir kader," ujar AHY sebelum menggelar rapat dengan pimpinan DPD Partai Demokrat, Ahad (7/3).

Ia menyebut, Moeldoko telah bersekongkol dengan segelintir pihak untuk mengambil alih Partai Demokrat. Kader-kader yang mendukungnya juga diiming-imingi oleh imbalan dan jabatan.

"Berkolusi dan mencoba untuk memutarbalikkan fakta, menggulingkan kepemimpinan Partai Demokrat yang sah berdasarkan kongres ke-5 tanggal 15 maret 2020," ujar AHY. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement