Senin 08 Mar 2021 19:18 WIB

AS Usul Rencana untuk Percepat Proses Perdamaian Afghanistan

Menlu AS Antony Blinken mengirim surat ke Presiden Afghanistan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Menlu AS Antony Blinken.
Foto: EPA-EFE/JEON HEON-KYUN
Menlu AS Antony Blinken.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) mengusulkan sejumlah cara untuk mempercepat proses perdamaian di Afghanistan. Uraian strategis AS tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Antony Blinken kepada Presiden Afghanistan Ashraf Ghani melalui sebuah surat.

Dalam surat tersebut, Blinken menguraikan strategi pemerintahan Presiden AS Joe Biden dalam mempercepat proses perdamaian di Afghanistan. Strategi tersebut di antaranya menggelar konferensi yang difasilitasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan menteri luar negeri dan utusan dari Rusia, China, Pakistan, Iran, India dan AS untuk membahas pendekatan terpadu untuk mendukung perdamaian di Afghanistan.

Baca Juga

Surat yang diterbitkan pada Ahad (7/3) oleh media Afghanistan TOLOnews mengatakan, utusan AS untuk Afghanistan Zalmay Khalilzad telah diminta untuk menyampaikan proposal tertulis yang bertujuan untuk mempercepat diskusi tentang penyelesaian yang dinegosiasikan dan gencatan senjata.

Blinken mengatakan, dokumen-dokumen ini akan memungkinkan pemerintah di Kabul dan Taliban untuk bergerak menuju pembentukan konstitusi dan pemerintahan negara. Kemudian mengarah pada mengembangkan peta jalan menuju pemerintahan baru yang inklusif, dan mengembangkan ketentuan gencatan senjata permanen.

Blinken lebih lanjut mengatakan proposal yang direvisi untuk pengurangan kekerasan selama 90 hari juga telah disiapkan. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah serangan musim semi oleh Taliban" dan untuk "mendukung penyelesaian politik antara partai-partai.

Selain itu, AS akan meminta Turki untuk menjadi tuan rumah pertemuan tingkat senior antara Pemerintah Afghanistan dan Taliban dalam beberapa pekan mendatang untuk menyelesaikan perjanjian perdamaian. Di akhir suratnya, Blinken mengatakan bahwa Washington tidak mengesampingkan opsi apapun terkait Afghanistan termasuk penarikan penuh pasukan AS pada 1 Mei.

"Dengan kelanjutan bantuan keuangan dari Amerika Serikat kepada pasukan Anda setelah penarikan militer Amerika, saya khawatir situasi keamanan akan memburuk dan bahwa Taliban dapat memperoleh keuntungan teritorial dengan cepat. Saya menjelaskan ini kepada Anda agar Anda memahami urgensi mengenai kerja kolektif yang diuraikan dalam surat ini," ujar Blinken.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement