Senin 08 Mar 2021 20:18 WIB

Jhoni Allen: Moeldoko Ketum Demokrat yang Sah

KLB digelar sangat demokratis karena tidak memerlukan persetujuan majelis tinggi.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Ratna Puspita
Jhoni Allen Marbun
Foto: Tangkapan layar
Jhoni Allen Marbun

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jhoni Allen Marbun mengatakan, kongres luar biasa (KLB) yang digelar di Deli Serdang, Sumatera Utara, adalah forum yang sah. Karena itu, ia mengatakan, penunjukkan Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko sebagai ketua umum juga sah.

"KLB yang konstitusional memilih Pak Moeldoko jadi ketum adalah sah karena dilalui oleh proses mekanisme aturan sebagaimana mestinya, yaitu proses pencalonan," ujar Jhoni lewat keterangan videonya, Senin (8/3).

Baca Juga

Jhoni mengatakan, KLB digelar sangat demokratis karena tidak memerlukan persetujuan dari majelis tinggi partai. "Kami melakukan KLB secara konstitusional melalui tahapan-tahapan acara kongres luar biasa, sekaligus membatalkan majelis tinggi yang mengamputasi demokrasi-demokrasi di Demokrat harus persetujuan majelis tinggi," ujar Jhoni.

Jhoni Allen Marbun membantah tudingan yang menyebut Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko terpilih sebagai ketua umum Partai Demokrat versi kongres luar biasa (KLB) Deli Serdang karena mewakili Istana. Ia mengatakan, Moeldoko terpilih karena kepribadiannya yang menjanjikan harapan bagi perbaikan dan kejayaan bagi partai berlambang bintang mercy itu.

"Lebih karena kepribadiannya yang sangat simpatik menghargai orang dan menghargai bawahannya. Itu yang membuat kami (kader) mau dirinya jadi ketua umum," ujar Jhoni lewat keterangan videonya, Senin (8/3).

Baca juga : Kudeta Demokrat Dinilai Aksi Bunuh Diri Politik Moeldoko

Ia mengatakan, inisiatif awal pendekatan Moeldoko datang dari kader-kader di internal Partai Demokrat. Jhoni menyebut, banyak kader yang tertarik dengan figur dan sosok seorang kepala KSP itu.

"Kamilah yang datang meminang. Kami melihat jenderal yang sangat potensial dan tidak memiliki kecacatan," ujar Jhoni.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement