REPUBLIKA.CO.ID,DUBAI --- Koalisi militer pimpinan Arab Saudi mengklaim telah menghancurkan lima drone bersenjata milik kelompok pemberontak Houthi pada Ahad (7/3). Al Ekhbariyah dan Al Arabiya melaporkan, koalisi Saudi mendeteksi beberapa drone yang diluncurkan oleh Houthi sebelum menghancurkannya.
Koalisi Saudi mengatakan, pada Sabtu (6/3) mereka mencegat tujuh drone milik Houthi yang diluncurkan menuju Khamis Mushait. Satu drone diketahui menembak ke arah Jazan dalam 24 jam terakhir. Peluncuran drone ini menandai peningkatan serangan rudal dan drone lintas batas yang menyasar kota-kota di selatan Saudi.
Februari lalu, koalisi militer Saudi telah menggagalkan serangan rudal yang diduga dilakukan oleh kelompok Houthi. Juru bicara koalisi pimpinan Saudi Turki al-Malki mengatakan, Houthi meluncurkan rudal balistik ke arah Riyadh dan tiga drone jebakan ke arah provinsi Jizan, serta satu drone lainnya menuju ke kota barat daya Khamis.
Dilaporkan tidak ada korban jiwa maupun luka-luka dalam serangan itu. Televisi Al Ekhbariya yang dikelola pemerintah mengatakan, pecahan rudal telah tersebar di beberapa lingkungan Riyadh dan merusak setidaknya satu rumah. Serangan itu terjadi ketika Arab Saudi menjadi tuan rumah kejuaraan Formula E di pinggiran Riyadh. Media pemerintah melaporkan, kejuaraan tersebut dihadiri oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS).
Al Ekhbariya menyiarkan rekaman yang tampak sebagai ledakan di udara di atas Riyadh. Sementara itu, pengguna media sosial juga mengunggah video yang menunjukkan sejumlah jeritan penduduk ketika mereka menyaksikan ledakan yang membumbung di langit pada Sabtu (29/2) malam.
"Kelompok Houthi mencoba dengan cara sistematis dan disengaja untuk menargetkan warga sipil," ujar Al-Malki, dilansir Aljazirah, Ahad (28/2).
Amerika Serikat (AS) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah meningkatkan upaya diplomatik untuk mengakhiri konflik antara koalisi Saudi dengan Houthi di Yaman, yang dinilai merupakan perang proksi antara Saudi dan Iran. Houthi menggulingkan pemerintah yang diakui secara internasional di ibu kota Sanaa pada akhir 2014.
Kelompok Houthi yang didukung Iran, kini menguasai sebagian besar wilayah utara. Mereka menyangkal telah menjadi boneka Iran. Houthi menegaskan bahwa mereka melakukan serangan untuk memerangi sistem yang korup dan agresi asing.
Pertempuran antara pasukan koalisi Saudi dan Houthi semakin intensif di wilayah Marib dan Taiz. Perang ini telah menewaskan puluhan ribu orang dan mendorong Yaman ke ambang kelaparan. Pada Jumat (5/2) lalu, badan amal Medecins Sans Frontieres mengatakan, rumah sakit Al-Thawra di Taiz telah merawat 28 orang yang terluka dalam bentrokan hebat sejak Rabu (3/3). Rumah sakit tersebut juga menjadi sasaran tembak dan melukai tiga orang, termasuk seorang anak laki-laki berusia 12 tahun.
Konflik Yaman telah merenggut puluhan ribu nyawa. Sementara jutaan orang harus mengungsi. PBB mencatat bahwa Yaman telah mengalami krisis kemanusiaan terburuk di dunia, dan sebagian besar warganya bergantung pada bantuan internasional.