Selasa 09 Mar 2021 06:51 WIB

RI Terima 1,1 Juta Vaksin AstraZeneca

Dalam batch awal ini, Indonesia akan memperoleh 11.704.800 dosis vaksin jadi.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Pekerja kargo memasukan kontainer berisi vaksin COVID-19 AstraZeneca ke atas truk setibanya di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin (8/3/2021). Sebanyak 1.113.600 vaksin virus corona (COVID-19) jadi asal perusahaan farmasi Inggris AstraZeneca tiba di Indonesia melalui skema kerja sama multilateral Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI) COVAX Facility yang selanjutkan akan diproses di Bio Farma, Kota Bandung.
Foto: MUHAMMAD IQBAL/ANTARA
Pekerja kargo memasukan kontainer berisi vaksin COVID-19 AstraZeneca ke atas truk setibanya di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin (8/3/2021). Sebanyak 1.113.600 vaksin virus corona (COVID-19) jadi asal perusahaan farmasi Inggris AstraZeneca tiba di Indonesia melalui skema kerja sama multilateral Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI) COVAX Facility yang selanjutkan akan diproses di Bio Farma, Kota Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia menerima vaksin melalui kerangka multilateral dari COVAX tahap pertama, Senin (8/3) di Bandara Soekarno Hatta yang disaksikan oleh perwakilan pihak  Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Unicef. Pengiriman tahap pertama ini berupa vaksin yang dikembangkan oleh AstraZeneca.

"Pada hari ini Indonesia menerima pengiriman pertama vaksin AstraZeneca sebesar 1.113.600 (satu juta seratus tiga belas ribu enam ratus) vaksin, jadi dengan total berat 4,1 ton yang terdiri dari 11.136 karton," ujar Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi pada konferensi pers di Bandara Soekarno-Hatta, Senin.

Menlu Retno mengatakan, jumlah tersebut adalah bagian awal dari batch pertama pemberian vaksin melalui jalur multilateral. Dalam batch awal ini, Indonesia akan memperoleh 11.704.800 dosis vaksin yang sudah jadi.

"Pengiriman batch pertama akan dilakukan hingga Mei 2021 dan Insya Allah menurut rencana akan diikuti batch-batch selanjutnya," tutur Menlu Retno.

Ketibaan vaksin dari jalur multilateral ini tidak terlepas dari kerja sama antara Kementerian dan lembaga terkait di Indonesia. Selain itu, kerja sama dengan berbagai pihak internasional, negara donor, GAVI, WHO, UNICEF, CEPI dan lain-lain juga ditempuh agar Indonesia bisa mengamankan vaksin.

"Untuk itu kami sampaikan apresiasi tinggi atas semua kerja sama yang diberikan," ujar Retno.

Menlu Retno mempertegas bahwa diplomasi vaksin akan terus diperkuat. Diplomasi juga akan terus diperkokoh untuk membantu upaya pemerintah membangun resiliensi kesehatan dan pemulihan ekonomi.

Dalam hal ini, Kementerian Luar Negeri dan pihak-pihak terkait lainnya berupaya mendapatkan akses vaksin dari berabgai jalut. Indonesia mengedepankan prinsip kesetaraan vaksin yang adil untuk semua negara, yang salah satunya keterlibatan Indonesia dalam mengetuai bersama COVAX AMC Engangement Group.

"Forum Engagement Group merupakan forum yang mempertemukan semua pihak agar kesetaraan akses terhadap vaksin bagi semua dapat dijalankan. Dan yang menarik, semua co-chairs dari COVAX AMC Engagement Group adalah perempuan: Indonesia, Ethiopia, dan Kanada," ujar Retno.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement