Selasa 09 Mar 2021 07:05 WIB

Tanifund dan Intani Panen Perdana Padi di Sukabumi

Proyek budidaya ini melibatkan 1.100 petani yang tersebar dalam 11 kelompok tani

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Seorang petani mengeringkan padi di Kecamatan Sinaboi, Rokan Hilir, Riau, Kamis (4/3/2021). Produksi padi nasional tahun 2020 sebesar 55,16 juta ton gabah kering giling atau mengalami surplus 556,51 ribu ton naik 1,02 persen (YoY) dibandingkan produksi tahun 2019 sebesar 55,60 juta ton, kenaikan produksi padi tersebut didukung dengan penambahan lahan panen seluas 108,93 ribu hektar menjadi 10,79 juta hektar.
Foto: Aswaddy Hamid/ANTARA
Seorang petani mengeringkan padi di Kecamatan Sinaboi, Rokan Hilir, Riau, Kamis (4/3/2021). Produksi padi nasional tahun 2020 sebesar 55,16 juta ton gabah kering giling atau mengalami surplus 556,51 ribu ton naik 1,02 persen (YoY) dibandingkan produksi tahun 2019 sebesar 55,60 juta ton, kenaikan produksi padi tersebut didukung dengan penambahan lahan panen seluas 108,93 ribu hektar menjadi 10,79 juta hektar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Platform peer-to-peer (P2P) sektor pertanian, TaniFund melakukan panen perdana untuk komoditas padi yang dibudidayakan bersama Perkumpulan Insan Tani dan Nelayan Indonesia (Intani). Panen tersebut dilakukan untuk komoditas padi pada lahan seluas 1.000 hektare di Desa Ujung Genteng, Kecamatan Ciracap, Sukabumi.

President TaniHub Group, Pamitra Wineka, mengatakan, proyek budidaya tersebut melibatkan 1.100 petani yang tersebar dalam 11 kelompok tani. Ia menjelaskan, dalam ekosistem korporasi petani yang dibangun Intani, Tani Fund bertindak sebagai penyedia pendanaan bagi proyek budidaya, sedangkan Mitra Bumdes Nusantara dan Pupuk Indonesia Pangan sebagai off-taker hasil panennya.

Dalam proyek tersebut, TaniFund memberikan dukungan melalui penyaluran permodalan dengan total nilai sebesar Rp 18 miliar kepada 11 poktan yang terlibat. Kesebelas poktan tersebut dinaungi oleh gabungan kelompok tani.

Pamitra mengatakan, keterlibatan TaniFund dalam proyek budidaya padi bersama Intani merupakan bukti komitmen perusahaan untuk berperan aktif dalam peningkatan kesejahteraan petani melalui kolaborasi dengan pelaku agribisnis lainnya.

“Kami merasa senang dapat berpartisipasi dalam proyek ini karena melibatkan ribuan petani yang tentunya membutuhkan dukungan pendanaan untuk dapat mengembangkan usaha mereka. Kami berharap model bisnis seperti ini dapat direplikasi di banyak tempat, karena pemberdayaan petani dan penguatan ketahanan pangan membutuhkan peran serta aktif dari berbagai pemangku kepentingan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (8/3).

Ketua Umum Intani, Guntur Subagja mengatakan proyek ini menjadi sebuah silaturahmi dan kolaborasi yang dapat menjadi titik tolak upaya pemberdayaan petani dan pertanian Indonesia ke depannya.

Ia mengatakan, Intani merupakan organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan membangun kemandirian pertanian Indonesia.

"Kami ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa tanpa disubsidi pun, industri pertanian jika dikolaborasikan dengan baik dapat menguntungkan petani, pelaku usaha, industri, ataupun sektor-sektor lainnya, serta memberikan social impact yang besar,” kata Guntur.

Ia mengatakan, Intani juga melibatkan 3.000 santri melalui Pesantren Pemberdayaan Al-Muhtadin. Pesantren yang berada di bawah naungan gapoktan tersebut bertindak sebagai local hub ecosystem yang melatih para santri untuk menjadi local leader, santri tani, dan santripreneur.

Direktur TaniFund, Edison Tobinig, mengatakan, keterlibatan pesantren dalam ekosistem Intani dapat menjadi salah satu solusi pemberdayaan komunitas petani. Sebab, para santri dapat mendorong para petani muda untuk berpartisipasi dalam upaya memperkuat ketahanan pangan melalui ekonomi kerakyatan di masyarakat lokal.

Didirikan pada 2017, TaniFund telah menyalurkan pendanaan sebesar Rp 199,63 miliar (per 7 Maret 2021) melalui ratusan proyek dalam bidang pangan dan agrikultur. Upaya yang telah dilakukan TaniFund diklaim berdampak terhadap peningkatan produksi 2.700 petani binaannya sebesar 20 persen.

Tidak hanya itu, upaya TaniFund dalam meningkatkan inklusi keuangan terlihat pada peningkatan pendapatan petani binaannya secara umum sebesar 25 persen dengan kepemilikan rekening bank mencapai angka 100 persen.

Sebagai P2P Agritech lending dengan pertumbuhan tertinggi dalam satu semester terakhir yakni 44.77 persen, TaniFund optimistis menjadi P2P Lending dengan market shqare terbesar di Indonesia melalui penyaluran kredit 600 persen lebih besar dari tahun sebelumnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement