REPUBLIKA.CO.ID, AIZAWL -- Kepala pemerintahan negara bagian India yang menerima gelombang pengungsi dari Myanmar berjanji akan memberikan makanan dan tempat tinggal sementara ke pengungsi. Sementara, pemerintah federal India akan memutuskan apakah memulangkan mereka atau tidak.
Sejak kudeta militer 1 Februari lalu banyak polisi pangkat rendah Myanmar dan keluarganya menyeberang ke Negara Bagian Mizoram, India. Para polisi itu memilih menjadi pengungsi untuk menghindari perintah dari junta militer.
Namun, pekan lalu pihak berwenang Myanmar meminta pemerintah Mirozam untuk menahan delapan petugas polisi yang menyeberang ke negara bagian itu. Hal itu memicu kekhawatiran mengenai keselamatan mereka bila dipulangkan ke negara Asia Tenggara tersebut.
"Sebagaimana yang ditentukan akal sehat, ketika ada masalah politik di satu negara dan ketika ada kekhawatiran mengenai nyawa orang, bila mereka menyeberang ke negara tetangga, maka normalnya kami tidak mengirim mereka pulang," kata kepala pemerintahan Mizoram Zoramthanga, Selasa (9/3).
Perbatasan Myanmar dan Mizoram sepanjang 404 kilometer hanya dipisahkan satu sungai dangkal sehingga mudah untuk diseberangi. Karena itu, sulit untuk menentukan berapa tepatnya jumlah warga Myanmar yang telah menyeberang ke Mizoram. Tapi Zoramthanga mengatakan jumlahnya antara 20 hingga 30.
Namun pejabat polisi ibu kota Mizoram mengatakan sudah hampir 100 orang Myanmar yang berada di negara bagian itu. Sebagian besar adalah polisi dan keluarga mereka.