REPUBLIKA.CO.ID, ASUNCION -- Ribuan rakyat Paraguay berkumpul di depan Gedung Kongres di Asuncion. Unjuk rasa menuntut Kongres memakzulkan Presiden Mario Abdo atas kegagalannya menangani krisis Covid-19 sudah memasuki hari keempat.
Sebagian besar pengunjuk rasa memakai memakai kaus sepak bola dan membawa bendera nasional bersorak. Mereka berteriak 'Marito mundur' dan 'semua orang keluar'. Pengunjuk rasa mengkritik pemerintahan karena rumah-rumah sakit kekurangan obat-obatan dan ranjang unit gawat darurat di tengah kasus infeksi Covid-19 melonjak tajam.
"Di rumah-rumah sakit tidak ada suntikan, tidak ada ranjang," kata seorang laki-laki muda yang mengaku bernama Dudu Davalos pada stasiun televisi setempat.
"Mereka punya waktu satu tahun untuk melakukan persiapan dan tidak melakukan apa pun," kata Davalos yang datang dari Kota Hernandarias yang terletak 340 kilometer sebelah timur Asunción.
Unjuk rasa hari Jumat (5/3) berakhir dengan bentrokan setelah polisi menggunakan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan massa. Demonstrasi Sabtu (6/3) dan Ahad (7/3) cenderung lebih damai setelah massa bergeser ke kediaman presiden di pemukiman kelas atas di Asunción.
Pengunjuk rasa dan sejumlah anggota parlemen sudah mendorong agar Abdo dimakzulkan walaupun ia masih memiliki cukup dukungan untuk mengatasi tantangan apa pun. Tetapi ia sudah dipaksa untuk merombak kabinetnya 'demi ketenangan'.