REPUBLIKA.CO.ID, JUPILLES -- Pembangunan Notre-Dame de Paris kembali dilanjutkan dengan penebangan pohon ek berusia berabad-abad dilakukan pada Senin (8/3). Kayu tersebut akan digunakan untuk membangun kembali menara berbingkai kayu di tempat yang sempat terlalap api.
Puncak menara berlapis timah yang selama lebih dari 150 tahun telah menjadi garis langit pusat Paris,dilalap api pada April 2019. Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengumumkan musim panas lalu bahwa puncak menara setinggi 96 meter akan direkonstruksi seperti yang awal rancangan Eugene Viollet-le-Duc pada abad ke-19.
Rekonstruksi itu pun membuat 1.000 pohon ek ditebang karena diperlukan untuk membangun puncak menara dan kerangka transept katedral. "Ini luar biasa. Ini benar-benar lurus dan tanpa cacat internal," kata direktur komersial komisi kehutanan, Aymeric Albert, merujuk pada batang kayu ek berumur 200 tahun yang digergaji.
Albert menyatakan batang kayu dari pohon tua tersebut cukup besar untuk balok sepanjang 18 meter yang akan membantu menopang berat puncak menara. Pohon-pohon yang akan diambil ini berasal dari Domaine de Berce, dekat Le Mans, diidentifikasi pada awal tahun. Semuanya harus ditebang sebelum akhir Maret karena nanti getahnya naik dan kayunya mengandung terlalu banyak uap air.
Batang kayu yang masing-masing bernilai sekitar 15.000 euro akan dikeringkan selama 12 hingga 18 bulan sebelum dipotong menjadi bentuk yang dibutuhkan. Atap asli katedral berisi begitu banyak balok kayu ek sehingga disebut "la foret" (hutan).
Albert mengatakan, batang yang dipilih adalah hasil sempurna dari dua abad kerja terampil di hutan yang sebelumnya memasok kayu ke angkatan laut Prancis. “Sekarang kita akan meninggalkan ruang untuk generasi baru pohon ek yang dalam 200 tahun akan menciptakan hutan yang sama seperti yang kita lihat saat ini,” katanya.