REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) merilis survei penjualan eceran yang menurun pada Bulan Januari 2021. Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono menyampaikan hal tersebut sejalan dengan pola musimannya terkait pasca perayaan Natal dan Tahun Baru.
"Selanjutnya, penjualan eceran diprakirakan membaik pada Februari 2021, meski masih kontraksi," katanya dalam keterangan pers, Selasa (9/3).
Hal itu tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Februari 2021 yang diprakirakan kontraksi 0,7 persen (mtm), lebih kecil dibandingkan dengan kontraksi 4,3 persen (mtm) pada bulan sebelumnya. Juga sejalan dengan permintaan masyarakat yang terjaga saat hari besar Imlek.
Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi serta kelompok Suku Cadang dan Aksesori diprakirakan tumbuh positif sehingga menopang kinerja penjualan eceran. Secara tahunan, kinerja penjualan eceran diprakirakan relatif stabil dengan pertumbuhan IPR sebesar minus 16,5 persen (yoy) pada Februari 2021, dibandingkan dengan minus 16,4 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.
Penjualan eceran sejumlah komoditas seperti Sandang, Barang Budaya dan Rekreasi, Suku Cadang dan Aksesori, serta Peralatan Informasi dan Komunikasi terindikasi membaik, meski masih kontraksi. Sebelumnya pada Januari 2021, kinerja penjualan eceran menurun sejalan dengan pola pasca perayaan Natal dan Tahun Baru.
Juga karena Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan cuaca yang kurang mendukung. Penurunan terjadi pada seluruh kelompok komoditas, dengan penurunan terdalam pada kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya, dan subkelompok Sandang.
Dari sisi harga, tekanan inflasi pada tiga bulan mendatang yakni bulan April 2021 meningkat, sementara pada enam bulan mendatang yakni Juli 2021 menurun. Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) tiga bulan yang akan datang sebesar 156,9, meningkat dari 149,7 pada bulan sebelumnya.
Peningkatan tersebut seiring dengan memasuki bulan Ramadan dan persiapan Idulfitri. Sementara itu, IEH enam bulan yang akan datang sebesar 153,5, menurun dari bulan sebelumnya sebesar 164,8, ditopang oleh kelancaran distribusi dan kecukupan pasokan.