Selasa 09 Mar 2021 12:26 WIB

Visi 2030 Buat Karier Wanita Saudi Alami Peningkatan

Visi 2030 telah menciptakan peluang bagi perempuan untuk membangun peran baru

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Esthi Maharani
Para wanita Arab Saudi (ilustrasi)
Foto: clickrally.com
Para wanita Arab Saudi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Visi 2030 yang dirancang Arab Saudi membuat karier wanita Saudi mengalami peningkatan. Reformasi yang ada telah mengubah narasi terkait pemberdayaan perempuan dari inklusivitas dan kesetaraan menjadi berbeda.

Tujuan wanita Saudi kini tidak lagi mencari kesetaraan atau kesempatan yang sama, tetapi melampaui rekan-rekan mereka dalam ideologi, pencapaian dan inovasi di semua sektor. Dengan melakukan itu, mereka telah membuka jalan bagi generasi muda dan pemimpin perempuan masa depan yang penuh determinasi.

Dilansir di Arab News, Senin (8/3), saat ini, wanita Saudi berkiprah sebagai duta besar, manajer umum, direktur entitas swasta, juru bicara pemerintah, dan posisi terdepan lainnya. Suara mereka terdengar luas dan jelas di seluruh dunia.

Pada Februari 2021, seorang wanita Saudi mendapatkan pangkat di angkatan bersenjata Kerajaan dan memegang posisi kepemimpinan. Termasuk di dalamnya yang mengemban tugas sebagai sersan yang memimpin tentara di Angkatan Darat Arab Saudi, Pertahanan Udara Kerajaan, Angkatan Laut Kerajaan Saudi, Angkatan Rudal Strategis Kerajaan Saudi dan Angkatan Bersenjata Pelayanan medis.

Tujuan wanita Saudi bukan lagi mengharapkan inklusivitas dalam masyarakat dan tempat kerja. Sasaran baru yang ditetapkan di cakrawala adalah kepemimpinan, memberi arah, serta membawa dampak pada masa depan Kerajaan. Hal ini dilakukan baik melalui pertumbuhan keuangan, reformasi sosial, atau membuka jalan bagi generasi baru perempuan untuk sukses.

Inisiatif dan reformasi Vision 2030 tidak hanya memengaruhi karier wanita, tetapi juga kehidupan sosial, dengan cara memperkuat suara yang tidak selalu dapat didengar. Reformasi hukum telah diubah oleh Visi 2030 untuk memastikan hak-hak perempuan yang bercerai.

Dana tunjangan telah dibuat untuk mendukung wanita dan anak-anak mereka selama proses pengadilan. Saat ini wanita dapat memasuki departemen peradilan secara mandiri, tanpa harus diwalikan.

Direktur Eksekutif untuk sektor kesehatan dan kesejahteraan dari proyek megacity NEOM, Maliha hashmi, adalah pemimpin kesehatan wanita muda di wilayah tersebut. Dia mengatakan Visi 2030 telah menciptakan peluang bagi perempuan untuk membangun peran baru dan mengubah ekspektasi lama dengan cara yang positif.

"Melalui Visi 2030, penerimaan sosial, dan yang terpenting dukungan berkelanjutan dari pemerintah, kita akan melihat kepemimpinan yang seimbang, baik di sektor swasta maupun publik, yang diwakili oleh laki-laki dan perempuan," kata dia.

Ia juga merasa sangat optimis, di masa depan dan dalam waktu dekat, dunia akan menyaksikan lebih banyak perempuan dalam perwakilan kementerian dan internasional.

Wanita saat ini menjadi kekuatan pendorong dalam menumbuhkan sumber daya ekonomi alternatif Kerajaan. Selama satu dekade terakhir, terjadi lonjakan jumlah wirausaha, pemilik bisnis dan CEO wanita. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement