Selasa 09 Mar 2021 12:37 WIB

Mahasiswa UMM Bikin Alat Pengukur Warna Garam Industri

Berkat temuannya, Hasrul meraih penghargaan The Most Innovated Intern dari PT Garam.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Erik Purnama Putra
Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Hasrullah menunjukkan alat pengukur tingkat warna putih pada garam industri.
Foto: Dok UMM
Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Hasrullah menunjukkan alat pengukur tingkat warna putih pada garam industri.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Hasrullah menciptakan alat pengukur tingkat warna putih pada garam industri. Alat tersebut dinamai Instrumen Tingkat Warna Putih Garam Industri.

Hasrul mengatakan, ide pembuatan alat itu diperoleh ketika sedang magang di sebuah perusahaan. Dia menyebut, penerapan teknologi untuk mengontrol kualitas warna putih pada garam masih kurang maksimal. "Meski perbedaan warna putih pada garam tipis, tetapi hal itu bisa menyebabkan perbedaan persepsi di masyarakat,” ucap Hasrul di Kota Malang, Selasa (9/3).

Hasrul membuat alat tersebut dengan didampingi oleh manajer dan pembimbing lapangan dari PT Garam Camplong-Madura, Jawa Timur serta dosen UMM. Alat ciptaannya bekerja dengan cara memanfaatkan intensitas pantulan dari garam. Semakin putih garam, sambung dia, semakin baik pula pantulannya.

Menurut Hasrul, Instrumen Tingkat Warna Putih Garam Industri diciptakan dengan berbasis arduino.  Adapun arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat sumber terbuka, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Cara kerja alat itu hanya perlu ditempelkan pada garam.

Kemudian, informasi mengenai tingkat putih pada garam ditampilkan di layar liquid crystal display (LCD). "Saya membagi tingkat warna putih menjadi lima yaitu premium, putih super, putih, rejected dan hold,” kata mahasiswa kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan tersebut.

Saat ini, alat ciptaan Hasrul telah digunakan oleh PT Garam Camplong-Madura. Inovasinya digunakan untuk mengukur warna pada garam produksinya. Hasrul juga mendapatkan penghargaan The Most Innovated Intern dari PT Garam (Persero) pada 2 November 2020.

Hasrul mengakui, alat buatannya masih perlu ditingkatkan performanya, terutama di bagian pembacaan tingkatan warna. Dia pun menargetkan agar inovasinya bisa memperoleh hak paten dengan mendaftarkannya ke Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham). Di juga berharap, karyanya tidak hanya digunakan pada garam, tetapi juga pada beras, gula, dan sebagainya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement