REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Muhammad SAWsudah tahu ajalnya semakin dekat ketika wahyu surat An-Nasr turun. Rasulullah meninggal dalam keadaan sakit dan berada di rumah salah satu istrinya, yakni Aisyah.
Bahkan, posisi dia meninggal kepalanya berada di antara kepala dan dada Aisyah. Saat dia sakit, dia berwasiat kepada para sahabatnya. Peneliti Bidang Aqidah di Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur, Ustadz Nur Rohmad mengatakan ada beberapa wasiat yang dia sampaikan untuk umat Islam.
“Pertama, berlaku baik kepada delegasi atau utusan dari mana pun yang datang,” kata Ustadz Nur dalam kajian kitab Aqidatul Awam di kanal Youtube NU Online.
Kedua, dia berwasiat agar tidak meninggalkan agama selain agama Islam di Jazirah Arab. Artinya, dia meminta agar wilayah Jazirah Arab semua penduduknya Bergama Islam. Tidak ada agama selain Islam, tidak ada kemusyrikan dan kekufuran.
“Dia juga berwasiat agar para sahabat mementingkan dan memperhatikan shalat fardhu lima waktu dan terus berbuat baik kepada budak-budak mereka,” ujar dia.
Saat Rasulullah sakit dan tidak mampu menuju masjid, dia mengatakan kepada sahabat agar Abu Bakar yang menjadi imam shalat jamaah. Dia pernah memaksakan diri dalam keadaan sakit ke masjid sambil menyeret kedua kakinya di atas tanah.
Rasulullah wafat pada Senin. Hari yang sama saat dia lahir dan menerima wahyu pertama. Menurut pendapat yang paling terkenal, dia meninggal tepatnya pada 12 Rabiul Awal.
https://www.youtube.com/watch?v=AaBusezqbwU