Selasa 09 Mar 2021 16:39 WIB

Militer Myanmar Tutup Lima Perusahaan Media Massa

Pemimpin Redaksi Myanmar Now tegaskan tak akan berhenti meliput kejahatan besar.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Massa mengenakan masker saat berunjuk rasa menentang kudeta militer di Mandalay, Myanmar, Selasa (9/3).
Foto: AP
Massa mengenakan masker saat berunjuk rasa menentang kudeta militer di Mandalay, Myanmar, Selasa (9/3).

REPUBLIKA.CO.ID, NAYPYITAW -- Junta militer Myanmar telah mencabut izin lima perusahaan media di negaranya, Selasa (9/3). Hal itu dilakukan ketika militer tengah berusaha menumpas aksi demonstrasi menentang kudeta.

Lima media yang dicabut izinnya untuk menerbitkan atau menyiarkan berita adalah Mizzima Media, Myanmar Now, 7 Day, Khit Thit, dan Democratic Voice of Burma. Militer sempat menggeledah beberapa kantor media tersebut.

Baca Juga

"Kami sekarang berada pada titik di mana melanjutkan pekerjaan kami berarti berisiko dipenjara atau dibunuh. Yang pasti adalah kami tidak akan berhenti meliput kejahatan besar yang telah dilakukan rezim di seluruh negeri," kata Pemimpin Redaksi Myanmar Now Swe Sin, dikutip laman United Press International.

Gelombang demonstrasi menentang kudeta militer di Myanmar masih berlangsung. Pada Senin (8/3), dua pengunjuk rasa kembali dilaporkan tewas ditembak aparat keamanan di Myanmar utara. Satu demonstran juga tewas di wilayah selatan Ayeyawardy.