REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Pengunjung ke Thailand sekarang dapat menghabiskan masa karantina selama dua minggu mereka di kapal pesiar. Pemerintah berharap inisiatif baru ini akan menghasilkan pendapatan pariwisata kapal pesiar sebesar 1,8 miliar baht (Rp 838,5 miliar).
Langkah tersebut bertujuan untuk menghidupkan kembali industri pariwisata yang sedang berjuang keras akibat terpukul oleh pandemi. Sebelumnya, pada Januari lalu, negara itu telah mengumumkan skema yang mengizinkan pengunjung menghabiskan karantina mereka di lapangan golf.
Negara Asia Tenggara itu sangat bergantung pada wisatawan. Pada tahun lalu, Thailand melarang wisatawan untuk membatasi penyebaran virus.
Diumumkan pada hari Senin (8/3), program karantina kapal pesiar akan memungkinkan pengunjung dengan tes virus corona negatif untuk menghabiskan waktu mereka di atas kapal pesiar atau kapal pesiar kecil di Phuket.
Pandemi menyebabkan jumlah wisatawan di tujuan wisata populer anjlok dari 40.000-50.000 sehari menjadi hanya ratusan orang.
Program ini telah mulai menerima yachter untuk uji coba. Sekitar 100 kapal pesiar diharapkan untuk ambil bagian setelah diluncurkan.
Wisatawan diharuskan mengenakan gelang pintar yang memantau tanda-tanda vital termasuk suhu dan tekanan darah, serta melacak lokasi pemakainya melalui GPS.
Perangkat tersebut dapat mengirimkan informasi bahkan di laut, dalam radius 10 km, kata pemerintah Thailand dilansir di BBC, Selasa (9/3).
Setelah melarang turis asing pada Maret tahun lalu, Thailand secara bertahap membuka kembali perbatasannya sejak Oktober.
Pekan lalu, menteri pariwisata Thailand mengatakan akan mengusulkan rencana bagi orang asing untuk melakukan karantina di kawasan wisata populer, termasuk resor pantai.
Rencana karantina hotel diharapkan dimulai pada bulan April atau Mei di provinsi populer termasuk Phuket, Krabi dan Chiang Mai.