Selasa 09 Mar 2021 20:55 WIB

Orisinalitas Produk Elektronik Mulai Jadi Prioritas Konsumen

Riset konsumen terhadap produk elektronik dilakukan karena tingginya pembelian

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Warga menggunakan perangkat elektronik untuk berbelanja daring. Hasil riset Markplus membuktikan asyarakat mulai memperhatikan aspek orisinalitas produk elektronik mengingat harga yang dikeluarkan untuk membeli produk tersebut cukup mahal, sehingga mereka berharap barang elektronik yang dibeli melalui e-commerce berfungsi dengan baik meskipun digunakan dalam kurun waktu cukup lama.
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Warga menggunakan perangkat elektronik untuk berbelanja daring. Hasil riset Markplus membuktikan asyarakat mulai memperhatikan aspek orisinalitas produk elektronik mengingat harga yang dikeluarkan untuk membeli produk tersebut cukup mahal, sehingga mereka berharap barang elektronik yang dibeli melalui e-commerce berfungsi dengan baik meskipun digunakan dalam kurun waktu cukup lama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belanja secara daring melalui e-commerce masih menjadi idola masyarakat di tengah pandemi, meskipun aktivitas secara luring berangsur mulai terjadi. Dari berbagai kategori yang tersedia, produk elektronik menjadi salah satu yang banyak diburu oleh masyarakat selama 12 bulan terakhir.

Melalui siaran pers yang diterima Republika beberapa waktu lalu, ini sesuai dengan hasil riset yang dilakukan oleh Markplus, Inc. pada 500 responden di Jabodetabek dengan persentase 66 persen laki-laki dan 34 persen perempuan berusia 20 sampai 45 tahun. 10 kategori produk yang paling banyak dibeli adalah produk digital, fesyen, kecantikan, makanan dan minuman, perlengkapan rumah, gadget, high-end fashion, elektronik rumah tangga, perlengkapan ibu/bayi/anak-anak serta sports & lifestyle.

Tidak heran jika produk digital serta elektronik rumah tangga menjadi salah satu kategori yang banyak dibeli, mengingat aktivitas work from home (WFH) dan pembelajaran jarak jauh (PJJ) bagi anak sekolah masih berlangsung hingga saat ini. Sebanyak 34 persen responden membeli produk gadget di masa pandemi dan pembelian produk elektronik rumah tangga meningkat akibat tren home cooking.

“Selain produk digital seperti pulsa, paket data dan token listrik, 34 persen responden membeli smartphone, tablet dan gadget selama setahun terakhir. 26 persen membeli produk elektronik rumah tangga seperti oven, microwave, blender dan mixer. Mereka juga mulai concern pada aspek orisinalitas,” papar Head of High Tech, Property & Consumer Good Industry MarkPlus, Inc. Rhesa Dwi Prabowo dalam press conference MarkPlus Insight yang digelar secara virtual pada Kamis (4/3).

Hasil riset juga menunjukkan dari top 5 brand e-commerce yang menyediakan produk elektronik, JD.ID dinilai oleh 51 persen responden sebagai brand e-commerce paling banyak dipilih sebagai channel untuk membeli produk elektronik khususnya kategori elektronik rumah tangga. Diikuti oleh Tokopedia 50 persen, Lazada 34 persen, Shopee 29 persen dan Blibli sebesar 26 persen. Selain itu, untuk kategori elektronik rumah tangga, JD.ID menjadi brand e-commerce yang paling banyak digunakan untuk membeli produk tersebut.

Menurut Rhesa, masyarakat mulai memperhatikan aspek orisinalitas produk elektronik mengingat harga yang dikeluarkan untuk membeli produk tersebut cukup mahal, sehingga mereka berharap barang elektronik yang dibeli melalui e-commerce berfungsi dengan baik meskipun digunakan dalam kurun waktu cukup lama. Peringkat brand e-commerce yang paling dipercaya sebagai channel pembelian produk orisinil secara daring yaitu JD.ID pada posisi pertama, diikuti oleh Tokopedia, Shopee, Lazada dan Bukalapak.

“Masyarakat semakin jeli dalam membeli produk elektronik yang orisinil. Mereka mencari e-commerce yang menawarkan garansi produk, punya reputasi yang baik dan kredibel, serta partnership dengan brand atau merchants terpercaya. Ini yang membuat brand seperti JD.ID dipercaya sebagai e-commerce untuk membeli produk elektronik yang original,” katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement