Rabu 10 Mar 2021 00:28 WIB

IDI Berupaya Tekan Angka Kematian Nakes Hingga 50 Persen

Jumlah dokter yang meninggal akibat Covid-19 hingga kini mencapai 325 orang.

Sejumlah orang melakukan penghormatan terakhir kepada nakes yang meninggal dunia akibat Covid-19 di Kabupaten Garut, Jumat (5/2).
Foto: Istimewa
Sejumlah orang melakukan penghormatan terakhir kepada nakes yang meninggal dunia akibat Covid-19 di Kabupaten Garut, Jumat (5/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Dokter Indonesia (IDI) akan terus berupaya untuk menekan angka kematian tenaga kesehatan (nakes) dari terinfeksi Covid-19 hingga mencapai 50 persen. Jumlah dokter yang meninggal akibat Covid-19 telah mencapai 325 orang.

"Jumlah nakes gugur semakin banyak, dokter sudah 325 orang, perawat di atas 200 orang, dikhawatirkan melumpuhkan pelayanan. Targetnya dalam 3-6 bulan bisa kita turunkan sampai 50 persen, dan angka terkepaparan hingga 30 persen," kata Ketua Umum Pengurus Besar (PB)IDIdr Daeng Muhammad Faqih dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2021 di Jakarta, Selasa (10/3).

Baca Juga

Dalam rangka mencegah keterpaparan nakes terhadap Covid-19, ia menyampaikan bahwa, pihaknya akan melakukan pelatihan khusus keselamatan bagi nakes, memberikan standar operasional prosedur (SOP) keselamatan kerja, hingga menerapkan sistem pencegahan kelelahan.

"Untuk yang telanjur terinfeksi kita tetap memberikan respons membantu ketersediaan fasilitas alat maupun obat yang dibutuhkan," katanya.

Di samping itu, lanjut dia, pihaknya juga akan terus mendorong penerapan protokol kesehatan diberlakukan secara ketat. Baik itu dengan mengubah perilaku di pelayanan kesehatan maupun memodifikasi lingkungan di tempat praktik kerja nakes.

"Ini respons secara nasional, kita lakukan untuk membendung angka kematian yang tinggi pada nakes yaitu implementasi penurunan pada mortality sampai 50 persen," katanya menegaskan.

Daeng mengatakan, bahwa IDI memiliki sejumlah kegiatan utama dalam rangka menjaga nakes yang terpapar. Di antaranya, memberikan bantuan obat-obatan khusus, membantu mencari tempat rawat inap hingga membantu pemeriksaan laboratorium.

"Bahkan kalau membutuhkan plasma konvalesen kita bantu juga," katanya.

Daeng juga mengatakanjika terdapat nakes terindikasi positif antigen, pihaknya akan segera meminta untuk melakukan tes PCR SARS-COV-2. "Kalau dinyatakan positif maka diharuskan segera dilakukan rontgen agar segera diketahui apakah ada pneumonia dan menghindari happy hypoxia," katanya.

Happy hypoxia merupakan kondisi kurangnya oksigen dalam darah namun pasien tidak menunjukkan gejala atau keluhan apa pun. Ia menambahkan, jika terdapat nakes positif bergejala atau tanpa bergejala tapi rontgen menunjukkan happy hypoxia maka diwajibkan rawat inap.

"Dengan begitu kita dapat memberikan antivirus lebih awal," demikian kata Daeng.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement