Rabu 10 Mar 2021 05:13 WIB

Alasan Moeldoko Terima KTA Partai Demokrat

Razman pun menyinggung AHY yang dapat menjadi kader Partai Demokrat.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Ratna Puspita
Partai Demokrat yang menggagas Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat Deli Serdang Darmizal memberikan keterang pers di Jakarta, Selasa (9/3).
Foto: Prayogi/Republika.
Partai Demokrat yang menggagas Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat Deli Serdang Darmizal memberikan keterang pers di Jakarta, Selasa (9/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Badan Komunikasi Partai Demokrat versi kongres luar biasa (KLB) Deli Serdang Razman Arif Nasution mengungkapkan bisa terbitnya kartu tanda anggota (KTA) milik Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko. Ia beralasan, forum untuk memilih ketua umum itu terbuka bagi siapa saja yang ingin menjadi kader partai.

"Bahwa partai sifatnya terbuka, siapa saja bisa masuk, begitu masuk di situ diberi dia sebagai anggota yang sudah masuk menjadi kader," ujar Razman di Kuningan, Jakarta, Selasa (9/3).

Baca Juga

Ia pun menyinggung Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang dapat menjadi kader Partai Demokrat. Padahal saat itu, AHY adalah tentara aktif dan sedang menjalani pendidikan di Australia.

"Dia lagi pelatihan di Australia, tentara aktif suruh maju datang ke Jakarta. Kemudian berhenti jadi tentara, maju jadi calon gubernur, apa bedanya? Sama saja," ujar Razman.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegaskan kongres luar biasa (KLB) yang menetapkan Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko sebagai ketua umum adalah ilegal dan tidak sah. Tak segan ia menyebut bahwa kubu Moeldoko sebagai pihak yang hanya ingin memiliki Partai Demokrat, tanpa punya rasa cinta.

Baca juga : Kemenkumham Belum Terima Dokumen KLB Demokrat

"Katanya Saudara Moeldoko itu mencintai Partai Demokrat, katanya ada yang mengatakan mencintai itu tidak harus memiliki. Yang jelas KSP Moeldoko tidak mencintai, tapi ingin memiliki Partai Demokrat," ujar AHY di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Ahad (7/3).

AHY pun menyindir senior, kader, hingga mantan kader yang tiba-tiba mencintai Partai Demokrat dan mengusung Moeldoko sebagai ketua umum. Pihak yang disebut nya tak berjuang ketika partai berlambang bintang mercy itu tengah mengemban amanat dari masyarakat.

"Mereka mengatakan telah berkorban berjuang untuk Partai Demokrat, padahal kenyataannya ketika kita berjuang mereka ke mana saja. Mudah sekali keluar masuk partai, mudah sekali meninggalkan kita, ketika kita sedang naik mereka kembali seolah-olah mencintai Partai Demokrat," ujar AHY.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement