REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW — Rusia membantah tudingan Amerika Serikat (AS) yang menyebut dinas intelijennya berusaha mendiskreditkan vaksin Covid-19 hasil pengembangan dan produksi Barat. Moskow menilai tuduhan itu tak masuk akal.
“Semua pernyataan ini tidak masuk akal, tidak berdasar pada fakta, dan kami sangat menyesal jika ada yang menganggap serius pernyataan semacam itu,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Selasa (9/3).
Dia menekankan, Rusia selalu menentang politisasi isu terkait vaksin. “Rusia tidak pernah berpartisipasi dan tidak bermaksud untuk berpartisipasi dalam kampanye melawan vaksin lain,” ujar Peskov.
Pada Senin (8/3) lalu, juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengungkapkan pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden sedang memantau upaya dinas intelijen Rusia menjatuhkan vaksin Covid-19 yang dikembangkan Moderna dan Pfizer. Kedua perusahaan itu diketahui berbasis di Negeri Paman Sam.
Psaki menyebut Amerika Serikat telah mengidentifikasi tiga publikasi daring yang diyakini digunakan Rusia untuk menyebarkan disinformasi tentang vaksin Moderna dan Pfizer. Rusia sendiri sudah memiliki vaksin Covid-19 hasil pengembangannya, yakni Sputnik V.
Baca juga : China Bantah Genosida Muslim Uighur, Tapi Riset Berkata Lain
Menurut Russian Direct Investment Fund (RDIF), sebanyak 46 negara telah menerbitkan izin penggunaan untuk Sputnik V.