Rabu 10 Mar 2021 16:36 WIB

Apakah Buraq Benar-Benar Ada?

Kisah Isra Mi’raj juga tak lepas dari sosok yang dinamakan buraq

Rep: Andrian Saputra/ Red: A.Syalaby Ichsan
Lokasi di antara Gerbang Malik Abdulaziz dan Gerbang Malik Fahd di Masjidil Haram, Makkah, Ahad (2/9). Disekitar wilayah itu malaikat Jibril disebut menambatkan Buraq sebelum bertolak dengan Rasulullah menjalani Isra Mi
Foto: Republika/Fitriyan Zamzami
Lokasi di antara Gerbang Malik Abdulaziz dan Gerbang Malik Fahd di Masjidil Haram, Makkah, Ahad (2/9). Disekitar wilayah itu malaikat Jibril disebut menambatkan Buraq sebelum bertolak dengan Rasulullah menjalani Isra Mi

REPUBLIKA.CO.ID, Isra dan Mi’raj merupakan peristiwa besar bagi umat Islam. Allah SWT menurunkan perintah kepada Rasulullah berupa shalat lima waktu yang wajib dilaksanakan seluruh Muslim di belahan bumi mana pun. 

Kisah Isra Mi’raj juga tak lepas dari sosok yang dinamakan buraq. Dengan menunggangi buraq, Rasulullah melakukan Isra Mi’raj yakni perjalanan dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsha di Yerusalem dan dari Masjidil Aqsha ke Sidratul Muntaha dengan begitu cepatnya. Lalu, apakah buraq itu? Apakah buraq itu hanya pengistilahan dari cahaya ataukah buraq itu secara fisik memang ada?

Pakar hadis yang juga pendiri Pusat Kajian Hadits (PKH) Jakarta KH Ahmad Lutfi Fathullah menerangkan, buraq itu bukanlah cahaya atau kilat. Sebab, Rasulullah di Isra dan Mi’raj kan oleh Allah adalah jasad dan ruhnya. Buraq juga bukan berbentuk setengah manusia setengah hewan. 

Menurut Kiai Lutfi, dalam beberapa hadis dijelaskan tentang buraq adalah hewan yang mirip dengan kuda. Rasulullah menunggangi buraq dan dibawa dengan sangat cepat secara sadar hingga Sidratul Muntaha.   

"Bentuk fisiknya seperti kuda, tapi bukan kuda. Kita hanya bilang Rasulullah dibawa oleh kendaraan dan kendaraannya berbentuk binatang. Rasulullah dalam keadaan sadar karena Rasulullah lihat sendiri beberapa kejadian," kata Kiai Lutfi kepada Republika, beberapa hari lalu.

Diriwayatkan dalam beberapa hadis jika buraq itu hewan tunggangan berwarna putih, lebih pendek dari bighal dan lebih tinggi daripada keledai. Sekali buraq melangkah, jaraknya sejauh mata memandang. Hewan buraq disebutkan juga hewan yang dikirim dari surga. Sebuah riwayat menjelaskan, buraq mulanya sulit dinaiki, tetapi mengetahui yang akan menunggangi adalah manusia terpilih dan mulia, buraq pun tunduk penuh takzim kepada Rasulullah.

Menurut Kiai Lutfi yang juga menjadi renungan adalah Rasulullah yang terlindungi dalam perjalanan yang sangat cepat daripada buraq. "Kita mungkin tak bisa membayangkan kendaraan atau hewan yang bisa melindungi orang yang ada di dalamnya entah dengan sayapnya atau dengan apanya sehingga mampu untuk terlindungi dengan kecepatan yang luar biasa tadi. Kalau kita lihat pesawat luar angkasa, misalnya, itu kan semuanya harus pakai dinding entah kaca entah apa. Nah, apakah buraq ini berdinding, secara tekstual tidak dijelaskan. Wallahualam," kata dia. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement