REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi mengatakan akan mengambil tindakan untuk melindungi fasilitas minyaknya dari ancaman serangan. Hal itu menyusul adanya serangan ke pusat industri minyaknya di Ras Tanura oleh kelompok Houthi Yaman akhir pekan lalu.
"Kerajaan (Saudi) akan mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan untuk melindungi kemampuan nasionalnya," kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud saat melakukan konferensi pers bersama Menlu Rusia Sergey Lavrov pada Rabu (10/3).
Terkait konflik Yaman, Pangeran Faisal menyoroti perlunya menangani Iran jika ingin perdamaian tercapai di sana. "Iran menyediakan senjata canggih kepada milisi Houthi, termasuk rudal balistik dan drone bersenjata," ucapnya.
Pangeran Faisal mengungkapkan prioritas utama Saudi tetap pada kesepakatan gencatan senjata di Yaman. Sejauh ini, hal tersebut masih sulit dicapai meski ada upaya perdamaian dari PBB.
Pada Ahad (7/3) lalu, fasilitas penyimpanan minyak Saudi di Ras Tanura diserang menggunakan misil dan drone oleh kelompok Houthi. Kilang dan fasilitas pemuatan minyak lepas pantai itu merupakan yang terbesar di dunia.
Otoritas Saudi mengungkapkan serangan tersebut tak menelan korban jiwa atau menyebabkan kerusakan pada fasilitas penyimpanan minyak. Namun, setelah serangan itu harga minyak sempat melonjak.