REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengajak umat mengedepankan sikap moderat dalam konteks berbangsa dan bernegara di tengah masyarakat majemuk. Wapres mengatakan, hal ini juga dicontohkan Rasulullah SAW dalam dakwahnya kepada umat saat itu yang sangat beragam baik dari aspek agama maupun etnis.
Wapres menyebut, Rasulullah mencontohkan sikap kepemimpinan penuh kesabaran, kebijaksanaan, dan keadilan, namun tetap teguh dalam menyampaikan misi dakwahnya. Sebab, kata Ma'ruf, umat yang dibangun oleh Rasulullah adalah umat yang moderat sesuai dengan penegasan Allah SWT dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah Ayat 103.
"Dengan demikian maka umat islam harus menjadi umat yang moderat (wasathiy/tawasuthiy) dalam segala hal baik cara berfikir, bersikap maupun bertindak, baik dalam hal ibadah maupun muamalah," kata Ma'ruf saat menghadiri Peringatan Isra' dan Mi'raj di Istana Negara, Jakarta, Rabu (10/3).
Wapres mengatakan, dalam konteks berbangsa dan bernegara sikap moderat ini sangat relevan dan harus dijadikan pedoman karena bangsa kita adalah bangsa yang majemuk. Karena, atas dasar kemajemukan ini juga para pendiri bangsa bersepakat mendirikan negara bersama sebagai negara kesatuan republik Indonesia (NKRI).
Dalam kaitannya dengan peringatan Isra' dan Mi'raj, Wapres mengatakan, peristiwa Isra` dan mi’raj merupakan peristiwa penting dan monumental bagi umat Islam. Sebab, perjalanan isra dan mi’raj merupakan pengalaman spiritual yang dirancang oleh Allah SWT untuk menunjukkan tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada Nabi Muhammad SAW.
Selain itu, dalam beribadah juga diperintahkan untuk berlaku tidak berlebihan. Hal ini dicontohkan ketika Rasulullah SAW diberitahu ada diantara sahabatnya yang ingin melakukan shalat terus menerus, puasa terus menerus, tidak menikah, dan tidak tidur.
"Maka Rasulullah memanggil mereka untuk menghentikan niat tersebut dan mengatakan “saya Rasulullah, saya juga shalat, saya puasa, tapi saya juga tidur, saya berbuka puasa, dan saya juga menikah”. Dan beliau pun mengatakan bahwa “pada diri anda ada hak Allah, tapi juga ada hak jasad anda, ada hak mata anda, ada hak keluarga anda, maka penuhilah hak dari masing-masing tersebut," ungkap Wapres.
Selain itu, sikap moderat juga sering dilafalkan dalam shalat di kalimat ihdinas shirathal mustaqiim” yang oleh sebagian ulama ditafsirkan sebagai asshirathal wasathiy atau jalan yang moderat. Ma'ruf melanjutkan, bukan asshirathal ifraathiy, artinya jalan yang ekstrim, dan tidak juga jalan yang tafriithiy, artinya lalai atau abai.
"Begitu pula Allah SWT memerintahkan dalam Surat Hud Ayat 112, artinya hendaknya kamu konsisten seperti engkau diperintahkan dan orang-orang yang bersama kamu dan jangan “tatghau”, yang oleh ulama kata ini diartikan jangan berlebihan dalam beragama (ghuluw fiddiin) dan jangan melampaui batas," ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Wapres juga mengajak semua bekerja keras dan bergotong royong untuk mengakhiri pandemi Covid-19. Caranya, dengan tetap melakukan ikhtiyar bersama melalui vaksinasi Covid-19 untuk membentuk kekebalan komunitas (herd immunity).
"Saya juga mengajak semua masyarakat untuk tetap mematuhi pelaksanaan protokol kesehatan. Mari kita terus memohon ‘inayah (pertolongan) untuk melaksanakan semua kewajiban dan himayah (perlindungan) dari Allah SWT agar terhindar dari perbuatan-perbuatan yang tidak baik," ungkapnya.