REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ormas Rabithah Alawiyah bersikap terkait kisruh Peta Jalan Pendidikan Nasional Indonesia. Ketua Umum Rabithah Alawiyah, Habib Zen Bin Smith, menilai Pancasila mesti menjadi semangat bagi setiap program pemerintah.
Terlebih, pendidikan merupakan sarana untuk memupuk jati diri bangsa. Karena itu, Habib Zen menyampaikan, tidak adanya frasa agama dalam Peta Jalan Pendidikan Nasional merupakan bentuk ketidakselarasan pada Pancasila.
"Pancasila jelas mendasarkan sila pertama Ketuhanan YME. Indonesia walau bukan negara Agama tetapi agama adalah ruh bangsa ini sehingga dapat merdeka dan saatnya sekarang mendidik anak-anak dengan dasar agama (apapun agamanya)," ujar Habib Zen lewat keterangan tertulisnya, Rabu (10/3).
Menurut Habib Zen, sangat aneh saat Peta Jalan Pendidikan Nasional tidak mencantumkan sisi Ketuhanan. Padahal, menurut dia, budaya Timur lekat dengan nilai-nilai spiritualitas. Ini berbeda dengan budaya Barat yang lebih bersandar pada akal semata.
Habib Zen pun mengajak seluruh pihak untuk tidak latah pada nilai di luar prinsip budaya bangsa. Sekali pun menempuh pendidikan atau pergaulan di luar negeri, namun jati diri Pancasila tidak boleh luntur. Prinsip ini berlaku bagi siapapun tanpa terkecuali.
Menurut Habib Zen, dunia Barat justru sedang terjadi krisis di segala sektor. Ini termasuk krisis moral karena tidak ada penanaman spiritualitas pada generasi mudanya. Dia mengatakan, siapapun yang mencoba memisahkan sisi Ketuhanan dengan pendidikan adalah pihak yang mengkhianati cita-cita pendiri bangsa.
Sebab, lanjut Habb Zen, pendiri bangsa (founding fathers) sejak awal telah memiliki cita-cita mulia guna membentuk negara berketuhanan, berkemanusiaan, berkesatuan, kerakyatan, dan berkeadilan. Seluruh prinsip yang terangkum dalam Pancasila tak boleh direduksi, apalagi dinihilkan.
"Kita tidak boleh mengkhianati cita-cita Founding Father untuk menjadi bangsa besar yangg beragama dan beradab," kata Habib Zen menegaskan.