Kamis 11 Mar 2021 12:29 WIB

Iran Tolak Kehadiran Militer Turki di Irak

Iran semakin sering menegaskan keberatan terhadap rencana operasi militer Turki

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Sebuah foto selebaran yang disediakan oleh kantor kepresidenan menunjukkan Presiden Iran Hassan Rouhani saat pers bersama dengan perdana menteri Irak di Teheran, Iran, 21 Juli 2020. Kahdimi berada di Teheran untuk bertemu dengan para pejabat Iran.
Foto: EPA-EFE/PRESIDENT OFFICE HANDOUT
Sebuah foto selebaran yang disediakan oleh kantor kepresidenan menunjukkan Presiden Iran Hassan Rouhani saat pers bersama dengan perdana menteri Irak di Teheran, Iran, 21 Juli 2020. Kahdimi berada di Teheran untuk bertemu dengan para pejabat Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Surat kabar New Khaleej melaporkan penasihat senior Ketua Parlemen Iran mengatakan negara itu menolak kehadiran militer Turki di Irak. Iran semakin sering menegaskan keberatan terhadap rencana operasi militer Turki di wilayah Sinjai, Irak.

"Kami tidak menerima kehadiran militer Turki di Irak walaupun kami yakin rencananya untuk bukan memperluas kehadiran mereka di sana," kata Hossein Amir-Abdollahian seperti dikutip Middle East Monitor, Kamis (11/3).

Baca Juga

Sejumlah pejabat pemerintah Iran mengkritik manurver Turki di Irak. Mereka mengatakan langkah Turki di Irak dapat mengancam dan melanggar kedaulatan negara itu.

"Kami menolak kehadiran militer Turki di Suriah dan Irak dan kami menilai kebijakan Ankara terhadap Damaskus dan Baghdad salah," kata Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif pada stasiun televisi Press TV bulan lalu.

Turki memanggil Duta Besar Iran untuk Turki dan memberitahunya Ankara berharap mendapat dukungan Teheran dalam upaya memerangi teror di kawasan. Iran mendukung rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam perang saudara yang pecah tahun 2011 lalu.

Turki ingin menggelar operasi militer di Sinjar, Irak untuk menyingkirkan pasukan Kurdi (PKK) di sana. Tetapi Iran mengancam akan meningkatkan kehadiran mereka di Sinjar.

Turki telah mengikuti dengan sesama perkembangan di Sinjar dan mengatakan tidak akan mentolerir ancaman keamanan nasional mereka. Serta tidak akan segan-segan mengambil tindakan untuk menyingkirkan teroris. Ankara sudah memberi sinyal akan menggelar operasi militer di wilayah tersebut.

Bulan lalu milisi yang didukung Iran, Asaib Ahl al-Haq mengatakan akan 'menghalangi setiap perilaku agresif' Turki. Dua pekan yang lalu kelompok paramiliter yang didukung Iran lainnya Harakat Hezbollah al-Nujaba mengancam akan menyerang militer Turki bila mereka melanjutkan operasi kontra-terorismenya di Irak.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement