REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berawal dari hobi, ikan hias menjadi bisnis menggiurkan. Terutama pada masa pandemi. Pelaku usaha ikan hias berhasil memanfaatkan masa-masa di rumah saja sebagai peluang mengembangkan bisnis. Bahkan sampai membuat booming bisnis ini di Tanah Air.
"Yang awalnya memelihara ikan hias sebagai hobi, saat ini menjadi bisnis yang menggiurkan," kata Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Artati Widiarti dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis (11/3).
Ia juga menilai bisnis ikan hias yang semakin berkembang di tengah masyarakat ini juga bisa menjadi solusi untuk mengatasi beban bonus demografi Indonesia.
"Ke depan bisnis ikan hias menjadi salah satu solusi yang dapat ditawarkan juga untuk mengatasi bonus demografi. Namun demikian, usaha ini harus didesain menjadi usaha yang besar dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi," kata Artati.
Artati menilai peluang berkembangnya usaha ikan hias di tengah pandemi Covid-19 ini masih terbuka lebar. Terlebih setelah diresmikannya Pusat Koi dan Maskoki Nusantara di Raiser Ikan Hias Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono akhir pekan lalu.
Untuk itu, ujar dia, para pelaku ikan hias skala mikro juga harus dibekali dengan kemampuan manajerial usaha yang mumpuni.
Berdasarkan catatan KKP, ekspor ikan hias Indonesia senilai 33 juta dolar AS pada 2019, meningkat signifikan dari tahun 2012 sebesar 21 juta dolar.
Nilai ekspor ikan hias Indonesia tahun 2019 ini merupakan 10,5 persen dari pasar ikan hias dunia. Hal ini membuat Indonesia tak pernah absen menjadi lima besar negara pengekspor ikan hias sejak 2010 dan menjadi yang terbesar di dunia pada tahun 2018.
Komoditas ikan hias ekspor Indonesia antara lain adalah napoleon wrasse, arwana, cupang hias, dan maskoki. Sedangkan negara tujuan utama ekspor ikan hias Indonesia adalah China, Amerika, Rusia, Kanada, dan Singapura.