REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Anggota parlemen India menuduh Menteri Pertahanan Rajnath Singh dan Kementerian Luar Negeri berbohong pada publik mengenai tidak ada wilayah India yang 'diserahkan' ke China usai bentrokan di Lembah Galwan. Tuduhan anggota parlemen dari partai berkuasa Bharatiya Janata Party (BJP) ini berdasarkan pengakuan Komando Indo-Pasifik AS Admiral Philip Davidson.
Dalam sidang Kongres, Selasa (9/3) lalu Davidson mengatakan China belum mundur dari 'sejumlah posisi' setelah merebut wilayah Ladakh usai bentrokan dengan tentara perbatasan India pada 15 dan 16 Juni 2020 lalu. Davidson mengatakan Angkatan Bersenjata China (PLA) melakukan ekspansi wilayah ke bagian perbatasan barat.
"Di mana PLA terlibat dalam bentrokan dengan pasukan India di Line of Actual Control (LAC) sejak Mei 2020," kata Davidson seperti dikutip Sputnik News, Kamis (11/3).
"PLA belum mundur dari sejumlah posisi yang direbut usai bentrokan dan mengakibatkan memanasnya ketegangan antara China dan India dalam bentrokan yang menjatuhkan korban dari kedua belah pihak," tambah Davidson.
Pernyataan Davidson bertolak belakang dengan kesaksian Menteri Pertahanan India Rajnath Singh dalam sidang parlemen 11 Februari lalu. Saat itu ia mengaku New Delhi tidak 'menyerahkan' wilayahnya ke China dalam ketegangan di perbatasan di wilayah Ladakh.
"Saya ingin memastikan pada House (of Representative) hingga saat kita berbicara ini kami menyerahkan apapun, House juga harus tahu masih ada sejumlah isu mengenai pengerahan, dan patroli di sejumlah titik di sepanjang LAC di timur Ladakh," kata Rajnath dalam pidatonya di parlemen 11 Februari lalu.