REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER --Anthony Martial memunculkan teka-teki dengan performanya yang tidak konsisten.
Bukan hanya mendapatkan kritik dari para pakar, tapi juga legenda klub. Jose Mourinho sempat frustasi karena Martial pada 2018, ketika ia meninggalkan tur pramusim di Amerika Serikat lebih awal.
Namun, Mourinho saat itu diberitahu kalau Martial terlalu berharga untuk dijual wakil ketua eksekutif MU Ed Woodward. Padahal, Didier Deschamps saja mencampakannya dari skuad Prancis pada Piala Dunia di Rusia.
Martial baru kembali ke skuad 30 bulan kemudian, pada September tahun lalu. Sebaliknya, Ole Gunnar Solskjaer menjadikannya sebagai penyerang tengah sejak menggantikan Mourinho, dan memutuskan untuk menjual Romelu Lukaku.
Bahkan Ole memberikan jersey No. 9 setelah kepergian Lukaku. Namun Martial memberikan pembuktian dengan mencetak 23 gol musim lalu di semua kompetisi.
Tapi musim ini ia baru mencetak gol, angka yang sebenarnya tidak cukup baik untuk pemain dengan kemampuan yang luar biasa.
''Martial hampir menipu kami untuk berpikir dia adalah salah satu penyerang tengah di akhir musim lalu, karena dia mencetak begitu banyak gol dan cukup bagus,'' ucap legenda MU, Paul Scholes, dikutip dari Mirror, Kamis (11/3).
Padahal, Martial tiba di Old Trafford dengan status sebagai pemain termahal di dunia, setelah dibeli seharga 58 juta poundsterling dari AS Monaco. Padahal, saat itu performa Martial tidak terlalu mencolok, dengan hanya mencetak 11 gol dari 52 pertandingan di Ligue 1 Prancis.
Karena itu, Martial dinilai terus menjadi teka-teki yang dibungkus dengan misteri. Bakatnya tidak diragukan, tapi itu hanya menambah kemarahan.
Karena tidak ada yang tahun apakah Martial bisa menjadi pemain No. 9 yang dibutuhkan Manchester United untuk kembali menjuarai Liga Primer Inggris.
''Intinya adalah Anda tidak bisa mempercayainya. Anda tidak tahu apa yang Anda dapatkan darinya. Dia menyelesaikan musim lalu dengan baik, tapi mereka tidak bisa mengandalkannya,'' kata pakar sepak bola Graeme Souness.