REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Sosial (Kemensos) mengupayakan agar Suku Anak Dalam (SAD) di Jambi terdata dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Pengintegrasian Suku Anak Dalam ke DTKS ini untuk memberi akses perlindungan sosial bagi mereka, sekaligus memadankan dengan data Administrasi kependudukan (Aminduk).
“Saat ini, masih ada warga yang belum mendapat hak sipil berupa identitas kependudukan, yaitu gelandangan dan pengemis di perkotaan serta warga KAT di pedalaman Indonesia, ” ujar Menteri Sosial Tri Risamaharini saat meninjau perekaman data NIK-eKTP warga Komunitas Adat Terpencil (KAT) - Suku Anak Dalam (SAD) di balai Desa Simpang Jelutih, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi, Rabu (10/3).
Saat ini, Kemensos menggandeng Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), khususnya Direktorat Jenderal Adminduk melakukan pendaftaran penduduk bagi kelompok rentan baik yang berada di perkotaan maupun perdesaan. “Terima kasih atas dukungan dan kerja sama yang baik dari Ditjen Adminduk Kemendagri, semoga terus berlanjut terhadap kelompok masyarakat rentan dan terpencil lainnya, ” ujar Mensos.
Usai terintegrasi DTKS, maka warga KAT-SAD dapat terakses program perlindungan sosial, seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Bantuan Sosial Tunai (BST), serta program pemerintah yang lainnya. Berbagai paket bantuan yang diberikan berupa bahan kontak atau pendekatan kepada KAT- SAD agar mereka berdaya dan mandiri.
Ke depan, berbagai paket bantuan akan diarahkan untuk upaya pemberdayaan secara berkelanjutan, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhannya secara mandiri. “Semua paket bantuan yang diberikan diarahkan untuk pemberdayaan dengan tujuan agar bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka mandiri, ” imbuh Risma.
Kunjungan Mensos diakhiri di Sungai Terap untuk bertemu langsung dengan warga KAT-SAD di permukiman asli mereka usai melalui jalanan hutan seperti off road. Risma memberi semangat bagi anak-anak di suku ini agar mau mengenyam pendidikan dan memiliki cita-cita besar.
“Ayo, siapa yang ingin jadi bapak tentara? siapa yang ingin jadi bapak polisi?” tanya Mensos kepada anak-anak warga SAD ditemani aktivis KKI-WARSI.
Selain itu, Mensos sempat berdialog dengan Temenggung Ngalembo yang minta agar bila bangun tempat tinggal bagi warga KAT-SAD tidak memakai atap seng. “Kami minta Ibu Mensos agar bangunkan rumah bagi kami tidak dengan atap seng, karena Dewa kami tidak mau datang, ” ujar Temenggung Ngalembo, polos.