REPUBLIKA.CO.ID, KATHMANDU -- Gunung Everest akan dibuka untuk pertama kalinya mulai bulan depan, setelah setahun ditutup karena pandemi virus corona. Pejabat Departemen Pariwisata Mira Acharya memperkirakan lebih dari 300 pendaki asing akan mendaki Gunung Everest di puncak musim pendakian yang dimulai pada April.
"Ada persyaratan karantina selama satu minggu dan sertifikat yang menunjukkan bahwa pendaki dinyatakan negatif virus (corona)," ujar Acharya.
Nepal menutup Gunung Everest pada Maret tahun lalu sebagai bagian untuk mencegah penyebaran virus corona. Nepal mencatat infeksi virus korona yang dikonfirmasi sebesar 274.973, dengan 3.102 kematian.
Nepal memulai kampanye vaksinasi dengan vaksin AstraZeneca yang disumbangkan oleh India pada Januari. Setelah vaksinasi, jumlah kasus virus korona menurun. Pada Rabu (10/3), jumlah kasus harian yang dilaporkan mencapai 104 kasus. Nepal memiliki kasus harian tertinggi pada Oktober yang mencapai 5.743.
Penutupan Gunung Everest mempengaruhi perekonomian Nepal. Kedatangan ratusan pendaki asing menyumbangkan pendapatan senilai jutaan dolar setiap tahun.
Penyelenggara ekspedisi Everest, Garrett Madison dari Madison Mountaineering yang berbasis di Amerika Serikat (AS) mengatakan, mereka akan memimpin "tim besar" pendaki ke Everest pada musim pendakian April-Mei. Madison mengatakan, dia tidak khawatir dengan pandemi Covid-19 dan akan melanjutkan misi untuk mendaki Everest pada April mendatang.
"Kami tidak takut dengan Covid-19, kami akan mengambil tindakan pencegahan," ujar Madison.