Presuposisi Negosiasi
Red: Fernan Rahadi
Berbicara (Ilustrasi) | Foto:
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Erik Hadi Saputra (Kaprodi Ilmu Komunikasi dan Direktur Kehumasan & Urusan Internasional, Universitas AMIKOM Yogyakarta)
Pembaca yang kreatif, dalam kuliah teknik negosiasi, saya mengakumulasi pertanyaan dari tiga mahasiswa saya yakni Elisa Triwiyatsih, Sara Eka Hillary, dan Chika Pramesti. Bagaimana melihat penerimaan seseorang ketika kita akan menawarkan satu produk/jasa atau menyepakati tentang suatu hal?
Ketika Anda mengawali proses negosiasi, satu presuposisi yang anda harus pahami adalah the map is not the territory. Presuposisi itu asumsi dasar yang dijadikan landasan dalam perilaku seseorang sehari-hari.
Presuposisi bisa membuat seseorang mencapai pemahaman dengan cepat atau lambat. Kesamaan presuposisi dapat memperlancar komunikasi. Sedangkan perbedaannya membuat hambatan dalam komunikasi.
Sebagai contoh, ketika Anda mengatakan kepada teman bicara Anda, bahwa Anda tadi ke bengkel mobil sebelum bertemu dia di tempat ini, teman bicara Anda justru bertanya "Kamu punya mobil?". Pertanyaan itu menjadikan Anda yang berbicara menjadi bingung dan dalam hati mungkin berkata "Kok, nanyanya gitu sih?"
Contoh lain ketika Anda bercerita tentang anak pertama yang sedang lucu-lucunya, lalu teman bicara merespons, "Loh, kamu udah nikah? Kapan? Kok gak ngundang-ngundang?"
Bagi orang yang gaya komunikasinya sensitif, tentunya pertanyaan itu bisa membuat kegairahan dalam berbicara menjadi hambar. Anda perlu mengetahui bagaimana memberi respons yang antusias dan positif. Itu membuat teman bicara anda semakin nyaman.
Pembaca yang kreatif, kalau saya beri angka 5 ketika Anda mengawali pembicaraan, maka biarkanlah anda memiliki nilai 1 dan lawan bicara anda memiliki nilai 4. Maksud dari pernyataan teman bicara Anda memiliki nilai 4 diartikan bahwa teman itu berbicara sebanyak 4 kalimat atau berbicara 4 topik atau 4 menit.
Anda merespons dengan berbicara 1 kali, atau 1 menit atau kalau berbicara memperkuat 1 topik yang disampaikannya tadi. Biarkan teman bicara anda yang memegang peranan.
Masuklah kepada topik pembicaraannya. Setelah anda lihat cukup, lanjutkan dengan 2 dan 3. Anda mulai mengambil 2 kali dan lawan anda berbicara 3 kali. Lakukan terus semakin perkuat pembicaraan lewat ekspresi setuju dengan topik yang dia sampaikan, sambil anda menyiapkan ide untuk memperkuat pemikirannya.
Ketika semakin cair, Anda mulai berbicara 3 kali dan Anda akan melihat lawan bicara anda berbicara 2 kali. Sampaikan informasi lewat cerita dan data yang anda miliki untuk mendukung pembicaraan anda dengannya.
Ketika Anda melihat lawan bicara anda sudah sangat siap, cirinya adalah secara tidak langsung sudah mengikuti gerak-gerik tubuh dan ekspresinya mengikuti ekspresi Anda. Selanjutnya silakan masuk pada posisi 4 dan 1.
Kuatkan postur diri Anda, tunjukkan keberhasilan, dan manfaat yang pernah diraih. Selamat, di tahap ini Anda yang memegang peranan sekarang.
Pertama yang Anda harus ingat suasana tetap harus senyaman mungkin bagi teman bicara. Kedua, yang Anda juga harus ketahui, dampak dalam negosiasi itu ada dua yaitu dampak hasil dan dampak komunikasi.
Kesepakatan bisa terjadi seketika itu juga, dan bisa saja Anda memberikan waktu untuk merenungkannya. Situasi penuh kenyamanan tadi membuat pesan baik dan keyakinan di alam bawah sadarnya. Namun dia butuh waktu.
Silakan beberapa hari kemudian untuk menyapa dan mengirimkan kalimat, cerita, gambar, audio bahkan video inspirasi lewat media sosial. Ketiga, Anda harus sangat paham, orang memilih produk/jasa dan bersepakat dengan Anda karena mereka percaya Anda.
Jaga dan kelolalah kepercayaan itu karena yang satu ini sangat mahal dan tidak semua orang mendapatkannya. Sehat dan sukses selalu.