REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Ibu kota Yunani telah mulai menciptakan 'taman kantong' untuk mulai membuat ruang terbuka hijau. Taman kantong terselip di antara deretan blok apartemen di jalan Athena. Sebidang taman dengan beberapa pohon, beberapa tanaman, dan bangku menawarkan ruang terbuka di sekitar reruntuhan beton.
Pemerintah kota Athena mengubah petak kecil yang dulu dipenuhi sampah dan gulma menjadi taman kecil di beberapa titik wilayah perumahan. Langkah ini dalam upaya untuk mengatasi polusi kronis di wilayah.
"Ini tentang menciptakan ruang hijau, menurunkan suhu, memberikan kualitas hidup dan menciptakan titik referensi baru di dalam kota,” kata Walikota Athena, Kostas Bakoyannis.
Air mancur, yang menurunkan suhu dan meningkatkan kualitas udara, juga sedang diperbaiki. Bakoyannis mengatakan, dia memanfaatkan penutupan pada Maret ketika polusi lalu lintas turun sebanyak 50 persen untuk mendorong proyek tersebut ke depan.
"Waktu mobil telah berlalu. Sekarang tantangannya menemukan keseimbangan baru," ujarnya.
Kota ini mengalami ledakan populasi dalam beberapa dekade setelah Perang Dunia II. Ketika itu migrasi dari daerah pedesaan memicu pembangunan yang tidak terkendali. Konsep 'antiparochi' atau pemilik yang menukar kavling tanah dengan apartemen menjadi tersebar luas.
Rumah-rumah terpisah diganti dengan deretan blok. Dengan lebih banyak orang datang, lebih banyak mobil dan kabut asap. Suhu bisa mencapai 40 derajat Celcius selama gelombang panas.
"Pohon ditebang, rumah dibangun, kawasan pemukiman dibuat, tetapi pada saat yang sama, masalah kemacetan lalu lintas meningkat," kata kepala Pusat Penelitian Fisika dan Klimatologi Atmosfer Akademi Athena, Christos Zerefos.
Selama beberapa dekade, ibu kota mencoba beberapa langkah untuk mengekang polusi lalu lintas, yang juga merusak monumen kuno. Olimpiade 2004 menghadirkan jalan raya baru untuk melewati jalan-jalan utama, kereta bawah tanah, dan perpindahan bandara ke luar kota.
Meski dikelilingi pegunungan, Athena bisa mencekik selama gelombang panas ketika tidak ada angin utara yang bertiup dan polutan terperangkap di cekungan perkotaan. Perubahan iklim hanya akan memperburuk keadaan wilayah itu.
Untuk mengatasi masalah tersebut, sekarang kota ini menutup jalur lalu lintas dan mengubahnya menjadi rute sepeda, pejalan kaki, dan area kecil tanaman hijau. Semuanya dalam upaya untuk mengurangi kendaraan, yang menyumbang 70 persen dari emisi gas rumah kaca.
Taman kantong juga melakukan bagiannya. “Ini membuat kami sedikit bernafas, karena cara kami di sini ... kami tercekik,” kata warga dari lingkungan padat penduduk di Kypseli, Dimitra.