Jumat 12 Mar 2021 12:20 WIB

Pakar Sebut Menonton di Bioskop Relatif Aman dari Covid-19

Menonton di bioskop lebih aman dari Covid-19 bila dibandingkan makan di restoran.

Rep: Santi Sopia/ Red: Nora Azizah
Menonton di bioskop lebih aman dari Covid-19 bila dibandingkan makan di restoran.
Foto: republika/mardiah
Menonton di bioskop lebih aman dari Covid-19 bila dibandingkan makan di restoran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Berbagai studi internasional menunjukkan bahwa sampai saat ini bioskop dianggap relatif aman untuk dikunjungi. Pasalnya, para pelaku usaha bioskop melakukan protokol kesehatan.

Jade Flinn, anggota fakultas dari John Hopkins Medicine menyatakan semua orang menghadap arah yang sama, dan itu membantu mengurangi penyebaran virus COVID-19. Pernyataan serupa juga dikeluarkan oleh Profesor Budi Haryanto, Ketua Satgas Pengendalian Covid-19 dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), bahwa risiko penyebaran dalam bioskop lebih kecil kalau dibandingkan dengan restoran.

Baca Juga

“Kita tahu, sampai sekarang tidak banyak yang menunjukkan terjadinya kluster baru dari restoran,” ujarnya.

Di samping itu, sistem sirkulasi dan ventilasi udara di bioskop telah didesain sedemikian rupa untuk tetap memasukkan udara segar ke dalam ruangan bioskop. Terlebih lagi, bioskop telah dilengkapi dengan sistem sirkulasi canggih seperti HEPA filter seperti di pesawat udara dan sebagian bioskop bahkan dilengkapi dengan sistem disinfeksi UV-C light untuk semakin membersihkan udara di lingkungan bioskop.

Dampak pandemi bagi pekerja film terbilang sangat besar. Tahun 2019 terdapat 129 judul film nasional yang dirilis di bioskop dengan total penonton film nasional sebesar 52 juta orang. Ini berarti satu judul film ditonton oleh kurang lebih 400 ribu penonton. 

Dibandingkan dengan kondisi selama Pandemi, data per akhir Februari 2021 menunjukkan terdapat 9 judul film nasional yang dirilis di bioskop dengan total penonton hanya sekitar 400 ribu orang. Kerugian penerimaan pajak dari penonton bioskop saja mencapai 1,5 triliun dan pendapatan tidak langsung bioskop 1,2 triliun. Adanya platform distribusi secara streaming pun belum dapat menopang industri dan nilai pembelian film yang belum dapat menutup biaya produksi, terutama untuk film dengan bujet besar.

Para pekerja film telah mengajukan usulan penyelamatan industri perfilman nasional kepada pemerintah. Film bukan hanya merupakan komoditas hiburan, tapi juga membawa wajah Indonesia ke dunia internasional. 

“Secara potensi, industri film Indonesia dengan keberagaman budaya dan jumlah penduduk Indonesia sebagai pasar utama sangatlah besar dan karenanya sangat layak untuk diselamatkan." kata Shanty Harmayn, produser film Indonesia, melalui siaran pers, Jumat (12/3).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement