Jumat 12 Mar 2021 15:22 WIB

Tangisan Rasulullah Saat Putranya Wafat

Rasulullah SAW sangat sedih ketika putranya Ibrahim wafat.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Tangisan Rasulullah Saat Putranya Wafat
Foto: republika
Tangisan Rasulullah Saat Putranya Wafat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika seorang anak meninggal dunia, pasti setiap orang tua akan merasakan kesedihan yang sangat mendalam. Begitu juga dengan Rasulullah.

Nabi Muhammad pernah merasakan kesedihan yang sangat mendalam ketika putranya yang bernama Ibrahim wafat. Seperti diceritakan dalam buku 115 Kisah Menakjubkan dalam Kehidupan Rasulullah SAW, suatu hari Rasulullah dan beberapa sahabatnya berjalan untuk melihat Ibrahim yang sedang sakit bersama ibu susuannya.

Baca Juga

Saat melihat putranya, Nabi pun langsung memeluk dan menciumnya. Beberapa saat kemudian para sahabat memasuki kamar Ibrahim. Namun, sayangnya para sahabat tersebut tidak sempat bertemu dengan Ibrahim karena sudah dipanggil oleh Allah SWT.

Kejadian ini pun meninggalkan duka kepedihan yang sangat dalam di hati Rasulullah. Kedua mata beliau terus meneteskan air mata.

Salah satu sahabat, Abdurrahman ibn Auf bertanya, “ Wahai Rasulullah, engkau menangis? Rasulullah pun menjawab, “Sesungguhnya tangisan adalah rahmat. Kedua mata ini menangis ketika hati berduka. Dan tidaklah kami mengatakan apa-apa kecuali apa-apa yang diridhai Tuhan kami. Wahai Ibrahim, kami sungguh berduka dengan kepergianmu.”

Selain menangis di dalam peristiwa itu, Rasulullah juga pernah menangis usai perang Uhud. Diceritakan setelah peperangan berakhir, dan pasukan Quraish pulang ke Makkah, Rasulullah menyuruh para sahabat mengumpukan syuhada yang gugur di meda perang.

Saat itu, ada banyak kaum Muslim yang gugur, termasuk paman Nabi SAW yang bernama Hamzah. Rasulullah pun menangis sedih ketika melihat jasad pamannya yang sangat mengenaskan. Perutnya berlubang ditembus lembing atau tombak milik Wahsyi.

Selain itu, dada Hamzah juga terkoyak lebar setelah disobek oleh pisau milik Hindun yang kemudian merenggut jantungnya, mengunyahnya, dan memuntahkannya lagi. Suasana ketika itu pun dituturkan oleh Ibn Mas’ud.

“Kami belum pernah melihat Rasulullah menangis sesedih itu. Beliau meletakkan jasad Hamzah ke arah kiblat. Lalu, beliau berdiri di sampingnya dan menangis tersedu-sedu.”

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement