Pemkab Gunungkidul Kembangkan Agrowisata Mina Padi
Red: Yusuf Assidiq
Pengunjung memberi makan ikan di objek wisata minapadi. | Foto: ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
REPUBLIKA.CO.ID, WONOSARI - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan mengembangkan agrowisata mengombinasikan mina padi dan destinasi wisata. Hal itu dalam rangka mendongkrak perekonomian masyarakat, khususnya petani di wilayah ini.
Bupati Gunungkidul Sunaryanta mengatakan berdasarkan hasil kunjungan kerja di lapangan di lahan mina padi, Desa Pulutan, Kecamatan Wonosari, bahwa kawasan mina padi sangat cocok dikembangkan sebagai destinasi wisata.
"Mina padi ini konsep lama sebenarnya, tapi tidak banyak yang mengembangkan. Kami akan mengembangkan agrowisata supaya mempercepat pertumbuhan ekonomi dari sektor pertanian," katanya.
Menurut dia, mina padi akan menjadi potensi wisata yang menarik, terutama bagi wisatawan luar daerah. Sebab wisata ini bisa menjadi wahana edukasi mengenai sektor pertanian.
Ia pun berjanji akan berkoordinasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk merealisasikan wacana tersebut. Ia meminta para petani agar tak berhenti mengembangkan konsep ini. "Kalau bisa dikembangkan sehingga bisa jadi potensi wisata," kata Sunaryanta.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani (Poktan) Mina Mandiri Desa Pulutan, Wartono mengatakan konsep mina padi sudah mereka jalankan sejak dua tahun lalu. Namun hasilnya selama ini dimanfaatkan untuk konsumsi warga setempat.
Luas lahan yang dimanfaatkan untuk mina padi Pulutan ini mencapai sekitar dua hektare. Adapun airnya berasal dari sumur bor dengan debit mencapai 48 liter per detik, mencukupi untuk mengairi lahan tersebut.
Sejak menerapkan sistem mina padi, hasil panen petani setempat mengalami peningkatan. Kondisi itu ditambah dengan hasil dari ikan yang dipelihara dalam lahan sawah tersebut. "Kami mengembangkannya secara swadaya, jadi belum menjual ke umum," katanya.