Libur Akhir Pekan, KRL Yogya-Solo Tambah Empat Perjalanan
Red: Yusuf Assidiq
KRL komuter Jogja-Solo melintas di Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta, Rabu (10/2). Mulai Rabu (10/2) KRL komuter Jogja-Solo resmi beroperasi secara penuh. Menggantikan KRD Prameks yang sudah melayani masyarakat sejak 1994. Sebanyak 20 rute siap mengantar penumpang dari Jogja-Solo dan sebaliknya. Tarif yang harus dikeluarkan sebesar Rp delapan ribu untuk sekali jalan. | Foto: Wihdan Hidayat / Republika
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Terhitung mulai Jumat ini hingga Ahad (14/3/2021), jadwal perjalanan Kereta Rel Listrik (KRL) Yogyakarta-Solo, yang semula 20 kali perjalanan ditambah menjadi 24 perjalanan dalam sehari. Penambahan tersebut guna meningkatkan layanan kepada penumpang.
"Selama akhir pekan ini, ada tambahan empat perjalanan KRL Yogyakarta-Solo sebagai upaya menambah kapasitas layanan untuk penumpang," kata VP Corporate Secretary KAI Commuter, Anne Purba, Jumat (12/3).
Tambahan perjalanan KRL Yogyakarta-Solo pada akhir pekan tersebut dilakukan untuk pemberangkatan pukul 14.00 WIB dan 17.10 WIB dari Yogyakarta ke Solo. Sedangkan dari Solo Balapan akan dilakukan tambahan perjalanan pada pukul 12.45 WIB dan 15.32 WIB.
Selain menambah jadwal perjalanan pada akhir pekan, KRL Yogyakarta-Solo juga tetap mengoperasionalkan rangkaian kereta dengan stamformasi delapan gerbong pada keberangkatan jam tertentu.
Dengan stamformasi delapan gerbong, maka kapasitas KRL pun akan mengalami kenaikan 100 persen yaitu menjadi 592 penumpang dibanding stamformasi empat gerbong yang lebih banyak dioperasionalkan untuk KRL Yogyakarta-Solo.
Informasi mengenai jadwal perjalanan KRL Yogyakarta-Solo, posisi kereta, dan kepadatan di stasiun dapat dipantau melalui aplikasi KRL Access.
Anne kembali mengingatkan bahwa KAI Commuter tetap mendukung upaya pencegahan penularan Covid-19, sehingga diberlakukan berbagai aturan bagi penumpang KRL Yogyakarta-Solo.
Aturan operasional KRL Yogyakarta-Solo yang diberlakukan selama masa pandemi di antaranya kapasitas maksimal 74 penumpang per gerbong, penumpang memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan larangan makan atau minum serta berbicara di kereta.
Guna memastikan aturan kapasitas maksimal terpenuhi, maka dilakukan penyekatan antrean di stasiun apabila kondisinya padat penumpang. "Ikuti marka yang ada di stasiun maupun di dalam kereta sebagai pedoman posisi duduk atau berdiri," katanya.
Ia pun mengimbau penumpang agar penggunaan kereta sebagai alat transportasi dilakukan untuk kebutuhan mendesak, sehingga orang tua atau anak di bawah lima tahun diharap tetap di rumah, dan jika tidak mendesak tidak diajak naik KRL.