REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan keputusan untuk menetapkan libur panjang saat pandemi merupakan tindakan yang tak bijak. Karena secara langsung, keputusan ini akan berdampak pada peningkatan jumlah kasus meninggal.
"Data menunjukan bahwa keputusan kolektif untuk tetap berlibur panjang saat pandemi adalah keputusan yang tidak bijak," kata Wiku saat konferensi pers, Jumat (12/3).
Wiku mengatakan, pemerintah terus memonitor dampak dari penyakit Covid-19 termasuk angka kematian yang ditimbulkan. Upaya ini dilakukan untuk menyiapkan formulasi dan strategi serta respon yang tepat guna menekan kasus kematian.
Berdasarkan data Satgas, sejak pandemi Covid-19 mulai terjadi di Indonesia yakni 2 Maret 2020 hingga September 2020, tren kasus kematian terus meningkat. Kemudian mulai menurun pada Oktober dan November 2020, namun mengalami peningkatan kembali hingga Januari 2021.
"Meskipun mengalami tren peningkatan namun jumlah peningkatannya bervariasi setiap bulannya," ujarnya.
Pada empat bulan pertama, peningkatan angka kematian Covid-19 cenderung tajam hingga mencapai 70 persen. Kemudian pada Juli menuju Agustus 2020, penambahan angka kematian sempat mengalami penurunan dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
Namun sayangnya, angka kematian kembali meningkat signifikan pada September yang sebesar 46 persen atau 1.048 kematian. Angka ini dikontribusikan dari libur panjang pada 15-17 dan 20-23 Agustus 2020.
Selanjutnya pada Oktober dan November, penambahan kasus kematian cenderung menurun jumlahnya. Peningkatan tajam cenderung kembali terjadi pada Desember 2020 dan Januari 2021 seiring dilakukannya libur panjang Natal dan Tahun Baru 2021.
"Kenaikan yang terjadi sejak November hingga Januari adalah sebesar 4.252 kematian atau meningkat lebih dari 100 persen dari Oktober," katanya lagi.
Wiku menjelaskan, data tersebut menunjukan bahwa pada bulan-bulan tanpa libur panjang, jumlah orang yang meninggal akibat Covid-19 sebanyak 50-900 orang. Sedangkan di bulan-bulan dengan libur panjang, jumlah orang yang meninggal meningkat tajam menjadi 1.000-2.000 orang.
"Untuk itu, karena kita baru memulai tahun 2021 hendaknya pemerintah dan masyarakat belajar untuk membuat keputusan yang lebih bijaksana dan tidak membahayakan nyawa diri sendiri dan orang lain," jelas Wiku.