Jumat 12 Mar 2021 20:09 WIB

Puluhan Mahasiswi di Nigeria Diculik Kelompok Bersenjata

Penculikan pelajar secara massal ini adalah yang keempat sejak Desember.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Ilustrasi penculikan
Foto: IST
Ilustrasi penculikan

REPUBLIKA.CO.ID, KADUNA -- Sekelompok pria bersenjata menculik sekitar 30 pelajar di sebuah perguruan tinggi kehutanan yang terletak di dekat akademi militer. Sekolah Tinggi Mekanisasi Kehutanan Federal terletak di pinggiran kota Kaduna, ibu kota negara bagian Kaduna, di daerah yang dipenuhi oleh geng-geng bersenjata.

Komisioner keamanan negara bagian Kaduna, Samuel Aruwan, membenarkan serangan itu tetapi tidak mengatakan berapa banyak mereka yang telah diculik. Ini adalah penculikan pelajar secara massal keempat yang terjadi sejak Desember. 
 
Seorang mahasiswa perguruan tinggi tersebut Sani Danjuma mengatakan, mereka yang diculik semuanya adalah mahasiswi. Namun pihak berwenang tidak dapat memastikan hal ini. Seorang saksi lainnya mengatakan, beberapa perempuan muda berhasil melarikan diri ketika terjadi serangan. Seorang warga lokal, Haruna Salisu mengatakan, dia mendengar suara tembakan secara sporadis sekitar pukul 23.30 malam.
 
"Kami tidak panik, mengira itu adalah latihan militer biasa yang dilakukan di Akademi Pertahanan Nigeria," kata Salisu.
 
“Kami keluar untuk sholat subuh, pada pukul 5.20 pagi, dan melihat beberapa siswa, guru, dan petugas keamanan di seluruh lingkungan sekolah. Mereka memberi tahu kami bahwa orang-orang bersenjata menyerbu sekolah dan menculik beberapa siswa," kata Salisu menambahkan.
 
Salisu mengatakan, dia telah melihat personel militer membawa siswa yang tersisa ke akademi. Pada Jumat (12/3) pagi, kerabat mahasiswa berkumpul di gerbang kampus yang dikelilingi sekitar 20 truk tentara.
 
Tren penculikan di sekolah asrama dimulai oleh kelompok Boko Haram yang menangkap 270 siswi dari sebuah sekolah di Chibok pada 2014. Sekitar 100 siswi di antaranya hingga kini tidak pernah ditemukan. Sejak itu, penculikan siswa sekolah asrama mulai dilakukan oleh geng-geng kriminal bersenjata dengan tujuan untuk mendapatkan uang tebusan.
 
Pada akhir Februari, Presiden Muhammadu Buhari telah mendesak pemerintah negara bagian untuk meninjau kembali kebijakan mereka dalam memberi tebusan kepada kelompok penculik dengan uang dan kendaraan. Buhari memperingatkan bahwa kebijakan tersebut dapat menjadi bumerang yang menghancurkan.
 
Dalam beberapa minggu terakhir, 279 siswi dibebaskan setelah diculik dari sekolah asrama di Jangebe di negara bagian Zamfara, Nigeria barat laut. Sementara itu 27 remaja laki-laki dibebaskan setelah diculik dari sekolah mereka di negara bagian tengah utara Niger, bersama dengan tiga staf dan 12 anggota keluarga. 
 
Upaya militer dan polisi untuk menangani geng kriminal bersenjata tersebut tidak banyak berhasil. Sementara banyak yang khawatir bahwa otoritas negara semakin memperburuk situasi dengan membiarkan penculik lolos dari hukuman karena memberikan uang tebusan.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement