REPUBLIKA.CO.ID, SOFIA -- Bulgaria pada Jumat (12/3) menghentikan sementara penggunaan vaksin AstraZeneca dalam program imunisasi Covid-19. Penghentian sementara ini sampai regulator obat Eropa mengeluarkan pernyataan tertulis, yang dapat menghilangkan semua keraguan tentang keamanan vaksin tersebut.
"Sampai semua keraguan hilang dan selama belum ada jaminan dari para ahli bahwa vaksin tersebut tidak menimbulkan risiko bagi masyarakat, kita akan menghentikan vaksinasi dengan vaksin ini," kata Perdana Menteri Boyko Borissov melalui pernyataan.
Bulgaria bergabung dengan Denmark, Norwegia, dan Islandia, yang sudah terlebih dahulu menangguhkan peluncuran vaksin AstraZeneca. Penangguhan diputuskan di tengah laporan bahwa beberapa orang yang menerima suntikan vaksin tersebut mengalami penggumpalan darah.
Badan Medis Eropa (EMA) pada Kamis (11/3) mengeluarkan dukungan bagi penggunaan vaksin AstraZeneca, dengan alasan bahwa manfaat vaksin itu lebih besar dibandingkan risikonya. Dengan demikian, EMA menganggap vaksin tersebut bisa terus diberikan.
AstraZeneca pada Kamis mengatakan bahwa dalam data keamanan dari sedikitnya 10 juta catatan tidak ditemukan bukti soal peningkatan risiko emboli paru atau trombosis vena, yang ditandai dengan pembentukan gumpalan darah. Pada Jumat (12/3), Jerman menyatakan akan terus memberikan vaksin AstraZeneca sementara Prancis mengatakan vaksin itu telah menunjukkan kemanjuran yang luar biasa.