REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan mengakhiri masa tanggap darurat bencana banjir dan air pasang setelah ditetapkan sejak 15 Januari lalu. Musibah banjir besar di Kota Banjarmasin yang terjadi sejak 14 Januari hingga ditetapkan status tanggap darurat banjir dan air pasang sehari setelahnya beberapa kali diperpanjang hingga terakhir pada 11 Maret 2021.
"Masa tanggap darurat bencana banjir dan air pasang di Kota Banjarmasin tidak diperpanjang lagi, sudah diakhiri pada 11 Maret tadi," ujar Asisten I bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemkot Banjarmasin Doyo Pudjadi di Banjarmasin, Jumat (12/3).
Menurut dia, kondisi Banjarmasin saat ini tidak terjadi lagi banjir dan air pasang yang mengkhawatirkan, hingga status tanggap darurat diakhir. Namun, kata dia, penanganan pasca banjir ini terus dilakukan, yakni, melakukan normalisasi sungai untuk antisipasi banjir akan datang.
Sesuai hasil rapat pemerintah kota bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), meski status tanggap darurat banjir dan air pasang berakhir, namun tugas satgas normalisasi sungai pasca banjir tetap berjalan.
"Namun Satgas ini berubah nama menjadi satgas normalisasi sungai," ucap Doyo.
"Satgas ini tidak akan berakhir, sekali lagi tidak akan pernah berakhir sebelum normalisasi sungai di Kota Banjarmasin benar-benar selesai," tegasnya.
Selanjutnya, dia menyampaikan, satgas normalisasi sungai tersebut di lanjutkan oleh SKPD terkait yaitu Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Dispupr) Kota Banjarmasin. Ini sesuai dengan tugas dan fungsinya serta susunan organisasi yang akan diatur sedemikan rupa, jelas Doyo.
Maka dari itu, pihaknya tetap menuntaskan tugas pokok yang ada di Jalan A Yani dan Jalan Veteran sampai aliran sungainya menjadi normal dan lancar yang nantinya akan terhubung ke sungai-sungai kecil menuju ke sungai Martapura.
"Di daerah Veteran tetap kita lakukan normalisasi dengan melakukan penjebolan, pembongkaran jembatan-jembatan yang menghalangi sungai tetap kami lakukan," ujarnya.