REPUBLIKA.CO.ID, HERAT -- Sebuah bom mobil di dekat kantor polisi di provinsi Herat barat Afghanistan meledak pada Jumat (11/3). Peristiwa ini sedikitnya menewasan tujuh orang dan melukai lebih dari 50 lainnya.
Gubernur Herat, Sayed Abdul Wahid Qatali, mengatakan beberapa perempuan dan anak-anak termasuk di antara yang meninggal. Dia menambahkan bahwa sedikitnya 53 orang termasuk warga sipil dan pasukan keamanan terluka dalam ledakan itu.
Sebanyak puluhan rumah dan toko juga rusak dalam ledakan. Menurut Qatali, beberapa orang yang terperangkap di bawah reruntuhan dan tim penyelamat bergegas ke tempat kejadian untuk membantu mengeluarkan mereka.
Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas pemboman itu, tetapi pejabat lokal menyalahkan milisi Taliban. Perwakilan Taliban tidak dapat segera memberikan komentar setelah peristiwa dan tuduhan itu.
Taliban telah berperang melawan pemerintah Afghanistan yang didukung asing sejak digulingkan dari kekuasaan pada akhir 2001. Negosiasi perdamaian antara Pemerintah Afghanistan dan Taliban di ibu kota Qatar, Doha, telah berjuang untuk membuat kemajuan di tengah seruan internasional untuk mengurangi kekerasan.
Rusia berencana untuk mengadakan konferensi tentang Afghanistan di Moskow pada 18 Maret dan telah mengundang beberapa pemain regional, termasuk pemerintah Afghanistan dan politisi. Momen ini penting untuk proses perdamaian karena batas waktu 1 Mei bagi pasukan asing untuk menarik diri dari Afghanistan semakin dekat.