REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Pemerintah Thailand meminta junta Myanmar membebaskan para tahanan menyusul meningkatnya protes dan demonstran yang tewas.
Sejak protes terhadap junta meluas dan semakin intensif, mengutip catatan PBB, sebanyak tujuh puluh pengunjuk rasa telah tewas.
"Kami menyerukan penurunan situasi dan pembebasan tahanan. Kami juga mendesak semua pihak terkait untuk mencari solusi damai bagi Myanmar dan rakyatnya melalui dialog, melalui saluran yang konstruktif," kata kementerian luar negeri Thailand dalam pernyataannya pada Kamis (11/3).
Thailand sebagai negara tetangga mengaku terus mengikuti perkembangan di Myanmar dengan penuh perhatian. “Seperti halnya negara lain, kami sedih dengan hilangnya nyawa dan penderitaan rakyat Myanmar karena meningkatnya kekerasan di negara itu, " kata kementerian itu.
Thailand menyampaikan negaranya mendukung kesiapan ASEAN untuk membantu Myanmar dengan cara yang positif, damai dan konstruktif.
Sebelumnya, PBB pada Kamis menyampaikan tindakan brutal junta Myanmar terhadap protes damai telah menewaskan sedikitnya 70 orang.
“Rakyat Myanmar tidak hanya membutuhkan kata-kata dukungan tetapi juga tindakan suportif,” kata Tom Andrews, pelapor khusus PBB untuk hak asasi manusia di Myanmar.