REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah survei menunjukkan popularitas Pangeran Harry dan istrinya Meghan Markle jatuh di Inggris, Jumat (12/3). Itu terjadi setelah wawancara eksplosif mereka dengan pembawa acara talkshow AS Oprah Winfrey.
Selama wawancara yang disiarkan Ahad lalu, Meghan mengatakan permintaan bantuannya saat dia merasa ingin bunuh diri diabaikan. Meghan juga mengklaim ada salah satu anggota keluarga yang tidak disebutkan namanya bertanya seberapa gelap kulit putra mereka, Archie.
Sementara itu, Harry, cucu Ratu Elizabeth, juga mengeluhkan reaksi keluarganya atas keputusan pasangan itu mundur dari tugas resmi. Wawancara mereka telah menyeret monarki yang berusia 1.000 tahun ke dalam krisis terbesarnya abad ini. Menurut jajak pendapat YouGov, kedudukan kedua bangsawan itu juga mendapat pukulan besar setelahnya.
Survei menunjukkan 48 persen dari 1.664 responden memiliki sikap negatif terhadap Harry. Sementara itu, hanya tiga dari 10 orang yang berpendapat positif tentang Meghan, sedangkan 58 persen berpendapat negatif.
Seperti jajak pendapat lain yang dilakukan sejak wawancara, ada kesenjangan antargenerasi, dengan mayoritas dari mereka yang berusia 18 hingga 24 tahun menyukai Harry dan Meghan. Sementara mereka yang berusia di atas 65 tahun sangat memiliki perasaan negatif terhadap mereka.
Satu-satunya anggota keluarga kerajaan yang popularitas mereka jatuh adalah ayah Harry, pewaris takhta Pangeran Charles. Survei tersebut mengatakan 42 persen sekarang memiliki pandangan negatif tentang dirinya dibandingkan dengan 49 persen dengan pendapat positif.
Berbeda dengan Ratu Elizabeth (94 tahun), yang disukai oleh 80 persen koresponden. Sementara kakak laki-laki Harry dan istrinya Kate, yang populer dengan tiga perempat responden.
Jajak pendapat terpisah, yang dilakukan sebagian sebelum wawancara disiarkan di Inggris, menemukan dukungan untuk monarki secara keseluruhan sebagian besar tidak berubah dengan 63 persen mendukung lembaga tersebut dan 25 persen menginginkan kepala negara terpilih.
Namun ada beberapa sosok yang mengkhawatirkan bagi keluarga kerajaan. Di antara kelompok usia termuda, dukungan untuk kepala negara terpilih lebih tinggi daripada dukungan untuk monarki sebesar 42 persen hingga 37 persen.