REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan minta penyelesaian masalah di Pelabuhan Perikanan Tanjung Adikarto harus terintegrasi dengan penanganan di kawasan Yogyakarta International Airport (YIA).
Hal itu disampaikannya saat meninjau progres pembangunan infrastruktur kawasan pantai Pelabuhan Perikanan Tanjung Adikarto dan YIA bersama Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengkubuwono X, dan Bupati Kulon Progo Sutejo, Jumat (12/3).
"Penyelesaian masalah di kawasan Pelabuhan Adikarto harus terintegrasi dengan penanganan di kawasan Bandara Internasional Yogyakarta dan kawasan di sekitarnya," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (13/3).
Pada rapat koordinasi tingkat menteri yang dipimpin Luhut, Rabu (4/3), Kemenko Marves dan Pemerintah Provinsi DIY sudah sepakat untuk mengintegrasikan perencanaan pantai selatan dengan penataan kawasan di sekitar, yakni Pelabuhan Perikanan Tanjung Adikarto, kawasan strategis YIA, dan kawasan Pantai Selatan DIY.
Masalah di Pelabuhan Perikanan Tanjung Adikarto berkaitan dengan sedimentasi di garis pantai sepanjang 247 meter yang terletak di muara Sungai Serang, Pantai Selatan DIY.
Penumpukan sedimen terjadi di sepanjang breakwater sebelah timur, yang telah terbangun sepanjang 247 meter, dan juga di sepanjang breakwater sebelah barat, yang telah terbangun sepanjang 233 meter.
Sementara itu, sebelah barat runway YIA, di muara Sungai Bogowonto, yang sempat mengalami longsor, kini telah dilakukan pembangunan dan pemeliharaan groin muara sungai, serta sedang dilakukan pembangunan jetty pada barat dan timur muara sungai sepanjang 306 meter.
Pemerintah pun tengah berupaya untuk menyediakan moda transportasi menuju dan dari bandara YIA berupa kereta api bandara dengan rute Kedundang-Bandara YIA untuk mengefisiensikan waktu tempuh dari dan ke pusat Kota Yogyakarta dan bandara Internasional.
Dengan status akhir progres konstruksi 85 persen, kereta bandara diproyeksikan selesai pada 2021. Untuk membangun fasilitas ini, diperlukan lahan seluas 133.321 meter persegi.
Dengan kereta bandara, perjalanan via darat dari pusat kota Yogyakarta yang tadinya membutuhkan waktu sekitar satu setengah jam, dapat dipangkas menjadi 39 menit dalam satu kali perjalanan. Interval waktu keberangkatan antar kereta tersebut adalah 30 menit dan ditargetkan mampu mengangkut 3.800 penumpang setiap harinya.
Kereta bandara itu sendiri rencananya akan diresmikan untuk operasional pada 17 Agustus 2021. Di akhir kunjungan, Luhut memberikan arahan agar semua penyelesaian infrastruktur harus dibuat secara terintegrasi sebelum mengambil tindakan lebih lanjut.
"Semua memerlukan studi lengkap yang terintegrasi selama tiga bulan ke depan supaya dapat menjawab kekhawatiran kita dan kita dapat menentukan apa yang perlu kita lakukan," kata Luhut.